Sukses

3 Bangkai Kapal 'Keramat' Belanda Hilang Misterius di Laut Jawa

HNLMS Kortenaer, HNLMS De Ruyter, dan HNLMS Java karam dalam Pertempuran Laut Jawa 1942.

Liputan6.com, London - Laut Jawa pernah menjadi latar sebuah pertempuran hebat di tengah Perang Dunia II. Kala itu, pada 1942, armada Kekaisaran Jepang menyerang pihak Sekutu yang berakhir dengan kemenangan telak pasukan Negeri Sakura.

Di tengah pertempuran itu, tiga kapal perang Kerajaan Belanda, HNLMS Kortenaer, HNLMS De Ruyter, dan HNLMS Java karam. Ketiganya terbaring bisu di dasar Laut Jawa, beserta jasad-jasad manusia yang di dalamnya. 

Namun, entah sejak kapan, keberadaan mereka terusik. Dua dari tiga kapal tersebut lenyap sama sekali. Sementara yang ketiga, dalam kondisi nyaris hilang. 

Kini, sebuah penyelidikan internasional dilakukan untuk menyelidiki hilangnya kapal tersebut secara misterius dari dasar Laut Jawa.

Kementerian Pertahanan Belanda telah mengonfirmasi, dua dari bangkai kapal yang karam pada 1942 telah lenyap secara keseluruhan. Sementara, sebagian besar bagian bahtera yang ketiga juga telah lenyap.

Bangkai tiga kapal tersebut kali pertama ditemukan utuh oleh penyelam amatir pada tahun 2002. Namun, ekspedisi baru yang diluncurkan untuk memperingati 75 tahun Pertempuran Laut Jawa menguak fakta tak terduga.

Sementara sonar menunjukkan jejak kapal-kapal tersebut di dasar laut, fisik dua bahtera itu tak lagi ada di sana.

"Bangkai kapal HNLMS De Ruyter dan HNLMS Java telah sepenuhnya hilang. Sementara, sebagian besar bagian HNLMS Kortenaer juga raib entah ke mana," demikian keterangan pihak Kerajaan Belanda. 

Ketiga kapal tenggelam di tengah Pertempuran Laut Jawa, yang menjadi momentum kekalahan luar biasa Belanda, Inggris, dan Australia oleh pasukan Jepang pada Februari 1942.

Itu adalah pertempuran laut paling merugikan dalam sejarah perang, yang membuka pintu bagi penguasaan Jepang atas seluruh Hindia Belanda.

Sekitar 2.200 orang yang ada di dalam tiga kapal tersebut tewas kala itu, termasuk 900 pelaut berkewarganegaraan Belanda, dan 250 orang Indonesia keturunan Belanda. Itu mengapa, tiga puing kapal itu dinyatakan sebagai 'kuburan masa perang' yang dianggap keramat. 

"Penyelidikan dilakukan untuk melihat apa yang terjadi pada bangkai-bangkai kapal tersebut. Kabinet pemerintahan telah diberi informasi tentang itu," kata pihak Kementerian Pertahanan, seperti dikutip dari Guardian, Rabu (16/11/2016). "Penodaan terhadap kuburan perang adalah pelanggaran serius."  

Diduga bangkai-bangkai kapal tersebut mungkin dianggap dan dijadikan 'barang rongsokan' oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. 

HNLMS De Ruyter yang tenggelam di Laut Jawa pada 1942

Laut sekitar Indonesia, Singapura dan Malaysia adalah kuburan bagi lebih dari 100 kapal dan kapal selam yang tenggelam selama Perang Dunia II.

Selama bertahun-tahun, sejumlah pemulung diam-diam mengincar bangkai kapal yang tenggelam, mencuri sejumlah bagiannya, termasuk baja, aluminium dan kuningan.

Sebuah sekolah selam rekreasi di Malaysia mengatakan kepada New Straits Times tahun lalu bahwa pihaknya melihat bangkai kapal sedang diledakkan oleh orang-orang yang menyamar sebagai nelayan -- yang kemudian mengambil logam-logam tersebut. 

Bukan kali ini saja bangkai-bangkai kapal dijadikan target. Dua tahun lalu, militer Amerika Serikat menemukan, ada "gangguan yang tidak sah terhadap situs kuburan bawah laut", yakni USS Houston, yang tenggelam dalam Pertempuran Selat Sunda.

Bahtera tersebut adalah kuburan selama hampir 650 pelaut dan marinir AS yang ikut tenggelam bersama USS Houston.

"Orang-orang yang meninggal di dalam kapal-kapal itu seharusnya dibiarkan beristirahat dalam damai," kata Theo Vleugels, Direktur Dutch War Graves Foundation kepada kantor berita ANP.