Liputan6.com, Islamabad - Ribuan warga yang berada di wilayah kekuasaan persengketaan antara Pakistan dan India, Kashmir, terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka. Hal itu karena eskalasi konflik antara dua negara tetangga semakin memanas.Â
Pertikaian itu terkait dengan masalah wilayah perbatasan antara India dan Pakistan.Â
Menurut Perdana Menteri wilayah Azad Jammu dan Kashmir, Raja Farooq Haider, sekitar 8.000 penduduk di wilayah yang menjadi sengketa itu telah dipindahkan oleh pemerintah ke 'tempat aman', sehubungan dengan dimulainya peluncuran meriam oleh India.
Advertisement
Seperti dikutip dari CNN, Kamis (17/11/2016), Pakistan berencana untuk memindahkan lebih banyak lagi warga Kashmir dari wilayah sengketa tersebut.
"Keluargaku harus meninggalkan rumah, sepuluh dari mereka telah meninggalkan tempat ini pada malam hari. Esoknya rumah kami telah dihantam mortir. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi," ujar Abdul Jabbar, seorang warga yang tinggal di lokasi perebutan wilayah perbatasan, Bhimber.
Sementara itu Juru Bicara Pertahanan India, Letnal Kolonel Manish Mehta yang berada di Kota Jammu mengatakan, pihaknya melalukan penyerangan sebagai 'respons' terhadap kekerasan dari Pakistan.
"Kami hanya memberikan respons tepat dan efektif setiap kali ada pelanggaran gencatan senjata dari Pakistan," kata Mehta.
Evakuasi penduduk dilakukan setelah setidaknya 7 militer Pakistan tewas dalam baku tembak yang terjadi di Line of Control -- nama perbatasan kedua negara -- pada Senin 14 November 2016 lalu.
Dalam beberapa bulan terakhir ketegangan di kedua negara itu semakin meningkat. Sebuah laporan menyatakan pelanggaran gencatan senjata terjadi hampir setiap hari.
Selain itu korban tewas bertambah setiap harinya baik dari India maupun Pakistan. Kedua negara itu saling tuduh siapa yang menjadi provokator.
Pada Oktober 2016, India mengevakuasi lebih dari 10.000 warga yang berasa di daerah perbatasan Kashmir.
Sementara itu Simrandeep Singh, hakim Jammu, menuduh Pakistan melakukan dua serangan terpisah di Line of Control.
Kashmir merupakan wilayah mayoritas Muslim yang menjadi wilayah persengketaan antara Pakistan dan India sejak 70 tahun yang lalu.
Kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu menguasai wilayah Kashmir yang terpisah dan telah melewati dua peperangan besar pada 1947 dan 1965.
Pada 1999 perang yang ketiga hampir saja kembali terjadi antara Pakistan dan India.
Ketegangan kembali merebak setelah 19 prajurit India tewas pada September 2016, dalam serangan yang dikerahkan oleh militan yang berada di Uri, wilayah yang terletak 102 kilometer dari Srinagar, Jammu dan Kashmir.
India melakukan serangan balasan di Line of Control, mengatakan bahwa mereka mengincar teroris. Namun hal itu dibantah oleh Pakistan, mengatakan dua prajuritnya tewas dalam serangan tersebut.