Sukses

PM Jepang Jadi Pemimpin Negara Pertama yang Bertemu Donald Trump

PM Jepang Shinzo Abe rencananya akan bertemu dengan Presiden AS terpilih dalam perjalanannya ke KTT APEC.

Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, menjadi pemimpin negara pertama yang bertemu dengan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, pada Kamis 17 November 2016 waktu setempat.

Menurut penasihat khusus untuk kabinet Perdana Menteri Jepang, Tomohiko Taniguchi, Abe "senang" untuk bertemu dengan Trump. "Dia akan bekerja dengan Trump selama empat tahun ke depan," ujar Taniguchi.

"Ini akan menjadi kesempatan yang baik bagi mereka untuk mengenal satu sama lain dengan baik," imbuh dia.

Dikutip dari CNN, Kamis (17/11/2016), Abe akan bertemu dengan Trump dalam perjalanannya ke Konferensi Tingkat Tinggi Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) di Peru, di tengah kekhawatiran tentang masa depan hubungan kedua negara.

Selama kampanye Trump mengejutkan Jepang dan Korea Selatan, yakni dua sekutu terkuat AS, dengan mengusulkan bahwa militer AS akan menarik diri dari pantai mereka.

Namun Taniguchi mengatakan bahwa komitmen AS di Jepang lebih dari hubungan antara kedua negara, yakni tentang tanggung jawab yang lebih luas terhadap wilayah Indo-Pasifik.

Pada Maret lalu, Donald Trump menyebut bahwa Jepang harus memiliki senjata nuklir untuk melindungi diri dari Korea Utara. Tak lama setelah Trump menyatakan hal itu, PM Abe merespons secara publik.

"Siapa pun yang akan menjadi presiden selanjutnya Amerika Serikat, aliansi Jepang-AS adalah landasan dari diplomasi Jepang," ujar Abe.

Seorang analis yang merupakan Direktur Studi Asia di Temple University Jepang, Jeff Kingston, juga mengakui pentingnya hubungan Jepang dengan AS.

"Jepang adalah sekutu paling dekat AS di Asia, dan dia (Abe) ingin ini ditegaskan kembali," ujar Kingston.

"Saya pikir Abe memahami bahwa Trump merupakan sosok rapun yang mudah tersinggung dan ia ingin mengatur nada positif. Ia tak memiliki hubungan yang baik dengan Obama," imbuh dia.

Jepang juga ingin tahu bagaimana rencana Trump untuk mendekati Korea Utara, di mana negara itu telah meningkatkan uji coba misilnya tahun ini, termasuk hulu ledak nuklir.

Trump mengatakan, dirinya senang untuk menjadi tuan rumah untuk menyambut kunjungan diktator Korut, Kim Jong-un.