Sukses

Apa Jadinya Jika 'Tombol Nuklir' AS Ada di Tangan Donald Trump?

Setelah menjadi Presiden nanti Trump akan diberikan sebuah tas ajaib bernama Nuclear Football.

Liputan6.com, Washington - Kemenangan Calon Presiden Partai Republik Donald Trump, sampai saat ini masih mengejutkan dunia. Menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat tentunya membuat miliarder nyentrik mendapat segudang keistimewaan.

Termasuk soal yang satu ini. Yaitu, kemana pun ia pergi, maka nuklir akan selalu mengikutinya.

Bagaimana bisa?

Mulai 20 Januari nanti, Donald Trump akan ditemani oleh sebuah tas yang diberi nama nuclear football. Tas itu sangat istimewa.

Betapa tidak, melalui tas tersebut sekali kirim pesan, maka senjata nuklir bisa meluncur kemana pun sesuai perintah sang penguasa AS.

Menurut salah seorang pembawa nuclear football, Pete Metzger, membawa tas tersebut merupakan suatu tanggungjawab yang luar biasa besar.

"Kalian harus siap setiap saat. Waktu antara waspada dan eksekusi begitu pendek," ucap Metzger, seperti dikutip dari CNN, Jumat (18/11/2016).

Menambahkan pernyataan Metzger, salah seoarang anggota Organisasi Anti-Nuklir, The Ploughshares Fund, Joseph Cirincione begitu mewaspadai tas ini dipegang Trump.

Bukan tanpa alasan. Pasalnya, jika Trump mau menggunakan peralatan tersebut maka cuma butuh waktu 15 menit maka nuklir akan meluncur.

"Donald Trump memang nantinya punya kemampuan terbatas jika ingin memicu perang nuklir," sebut Cirincione.

"Namun, ia bisa meluncurkan satu senjata atau bahkan ribuan senjata dan tak ada satu pun yang bisa menghentikan dia," sambungnya.

Tak seperti perkiraan orang, di dalam tas Nuclear Football, tidak berisi tombol untuk meluncurkan senjata mematikan itu. Namun, ada satu macam alat yang dapat mengirimkan pesan untuk menginstruksikan tembakan nuklir.

Kode Nuklir untuk Trump

Pertanyaan ini sudah muncul dari sejak Trump memulai pencalonan untuk maju jadi Presiden Amerika Serikat.

Bukan cuma Cirincione yang tak percaya. Bahkan Presiden AS saat ini Barack Obama sama sekali tidak nyaman atas fakta Trump punya hak peluncuran nuklir.

"Bagaimana bisa kita mempercayakan kode nuklir kepada dia? kamu tidak bisa melakukan itu," sebut Obama dalam sebuah kampanye di Durham Nort Carolina.

Selain Obama, mantan Petugas Peluncuran Nuklir Bruce Blair juga menyatakan kekhawatiran serupa. Pendukung garis keras Hillary Clinton ini mencemaskan soal sikap keras kepala Trump.

"Ia telah membuktikan berulang kali kalau dirinya cepat marah dan sangat gampang menyerang," paparnya.

"Kelakuan tak menentu dan tak stabil dari Trump membuat kami tak percaya apakah dirinya punya kemampuan mengambil keputusan yang benar," ucapnya.

Blair mengatakan, ada cara yang dapat mencegah Trump meluncurkan nuklir secara sembrono. Cara itu adalah pemberontakan dari petugas peluncur nuklir.

Namun, itu tak mudah. Butuh lebih dari satu orang pemberontak demi mencegah hal buruk tersebut terjadi.