Sukses

Demo Menerjang, Polisi Malaysia Tangkap Pemimpin UMNO

Datuk Seri Jamal Md Yunos merupakan tokoh UMNO yang juga pemimpin kelompok pendukung pemerintah, Kaos Merah.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Demo besar menghantam Malaysia. Bukan cuma para penentang pemerintah, massa pendukung kekuasaan juga turun ke jalan.

Di tengah peristiwa tersebut, Kepolisian Malaysia dilaporkan menangkap seorang pemimpin Kaos Merah, Datuk Seri Jamal Md Yunos. Kaos Merah dikenal sebagai kelompok pendukung kekuasaan.

Jamal dikenal sebagai salah satu pimpinan di Partai berkuasa UMNO. Saat ini ia sudah ditahan di Kepolisian Distrik Shah Alam.

Belum diketahui alasan detail kenapa Jamal ditangkap. Secara singkat, kepolisian hanya mengatakan, penangkapan memang terkait demo Sabtu ini.

Senada dengan kepolisian, UMNO pun memilih bungkam. Sejatinya, partai besar ini akan menggelar konferensi pers, namun acara tersebut tiba-tiba dibatalkan.

Selain Jamal, beberapa anggota kaos merah juga diciduk kepolisian. Mereka adalah Razali Zakaria dan Ariffin Abu Bakar.

Dalam demo besar ini sebanyak 58 jalan lainnya ditutup dan dialihkan lalu lintasnya.

Jalan-jalan yang dialihkan di antaranya, Little India, Masjid Negara and Muzium Negara, Sogo dan Dataran Merdeka, Parliament House dan Bank Negara, Pudu Central, Central Market, Putra World Trade Centre dan Chow Kit.

Jelang demo besar tersebut kondisi politik Malaysia memang diterjang guncangan dahsyat. Bahkan mantan PM Mahathir Mohamad mendorong masyarakat turun ke jalan meminta PM Najib Razak mundur.

Mahathir melihat, sudah saatnya Najib mundur. Pasalnya, menurut dia kondisi Malaysia sudah memasuki masa kritis.

"Malaysia sudah menjadi negara dalam kondisi darurat. Najib telah menciptakan uutang miliaran ringgit yang tak mampu dibayar pemerintah," ujar Mahathir seperti dikutip dari CNN, Jumat (18/11/2016).

Dia pun menyatakan, kondisi Malaysia hanya bisa disembuhkan dengan adanya pergantian pemerintahan. Oleh sebab itu, kata Mahathir, sangat penting bagi warga Malaysia mensukseskan demo bersih Sabtu nanti.

"Kita tidak bisa dipimpin seseorang yang dituduh oleh dunia telah menghilangkan begitu banyak uang," jelas dia.

Video Terkini