Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan naik pitam atas kembali diculiknya dua orang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di Perairan Sabah, Malaysia.
Meski geram, juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir mengatakan dia belum tahu kelompok mana yang bertanggung jawab atas penculikan dua WNI tersebut. Butuh waktu untuk memastikan hal tersebut.
Baca Juga
"Belum, memang kalau kita lihat bahwa banyak kelompok yang di sana yang terlibat dalam hal ini," kata pria yang kerap disapa Tata ini di kantor Kemlu, Senin (21/11/2016).
Advertisement
"Biasanya tiga-empat hari baru dapat konfirmasi dari yang mengambil, biasanya ditelepon ke pemilik kapal ataupun keluarga," kata dia.
Selain soal itu, Tata juga angkat bicara terkait nasib dua WNI yang diculik 2 November lalu. Para WNI tersebut berasal dari Buton.
Tata memastikan, kedua orang masih dalam keadaan selamat. Sebab, sejauh ini sudah terjalin komunikasi antar penculik dan pihak keluarga.
"Sampai saat ini sudah ada kontak dengan pihak yang mengambil, kontak tersebut dilakukan kepada pihak keluarga," ucapnya.
Dia menjelaskan, komunikasi para penculik dengan keluarga sebenarnya tak cukup. Harus ada pula kontak ke perusahaan.
"Kita mengharapkan agar komunikasi dilakukan dengan pihak perusahaan karena pada dasarnya pihak perusahaan harus mengambil porsi tanggung jawab yang besar," pungkas Tata.