Sukses

Tsunami Pascagempa Jepang, Sistem Pendingin Nuklir Fukushima Mati

Ketinggian gelombang tsunami dapat meningkat akibat gempa Jepang itu.

Liputan6.com, Fukushima - Gempa Jepang 7,4 skala Richter (SR) yang mengguncang timur laut Jepang, dekat Prefektur Fukushima. Gempa ini mengakibatkan sistem pendingin pembangkit nuklir Fukushima berhenti beroperasi.

NHK melaporkan, sistem pendingin di PLTN Fukushima Daini Reaktor 3 telah berhenti beroperasi. Kendati demikian, sejauh ini tidak ada masalah lain yang terlihat.

Tepco, Tokyo Electric Power Company, mengatakan air pendingin fasilitas nuklir tidak bocor. Kini pihak berwenang tengah mempersiapkan untuk melanjutkan operasi kembali unit tersebut dalam waktu satu sampai dua jam mendatang.

Penyiar NHK melaporkan, sejauh ini tidak ada fasilitas nuklir yang terpengaruh akibat gempa. Demikian juga dengan bangunan pembangkit listrik yang berada di atas permukaan air.

"Pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk menanggapi gempa," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dari Buenos Aires, setelah menghadiri KTT APEC di Peru, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (22/11/2016).

Tsunami

Gempa bumi Jepang yang terjadi Selasa, 22 November 2016, pukul 06.00 waktu setempat itu dilaporkan memicu tsunami.

Gelombang tsunami pertama yang mencapai pantai Fukushima berkisar antara 30-90 cm. Ketinggiannya jauh lebih rendah dari prediksi awal yang diperkirakan mencapai 3 meter.

Meski demikian, media Jepang memperingatkan bahwa ketinggian gelombang tsunami dapat meningkat dari waktu ke waktu karena terus menerus menerpa pantai.

Badan Survei Geologi AS (USGS) menyebut, kekuatan gempa mencapai 7,3 SR, sebelum akhirnya menurunkan ke angka 6,9 SR.

Seperti dikutip dari BBC, lindu terjadi pada kedalaman sekitar 25 kilometer.

Peringatan tsunami juga dikeluarkan untuk Prefektur Miyagi, di mana gelombang setinggi 1,4 meter teramati di Pelabuhan Sendai.

Dampak dan korban akibat gempa Selasa ini belum diketahui pasti, tapi dilaporkan sejumlah warga mengalami luka ringan.

Guncangan atau tremor juga dirasakan di Tokyo. Sejumlah warga yang tinggal di wilayah pesisir segera dievakuasi. Kapal-kapal juga teramati bergerak menjauh dari pelabuhan di Prefektur Fukushima.