Liputan6.com, Tokyo - Peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Jepang akhirnya dicabut dari seluruh wilayah pantai Pasifik Negeri Sakura.
Badan Meteorologi itu mengonfirmasi bahwa peringatan tsunami telah dicabut dari wilayah pinggir pantai Jepang, seperti Prefektur Iwate, Miyagi, Fukushima, dan Prefektur Ibaraki.
Baca Juga
Menurut laporan yang dikutip dari The Guardian, Selasa (22/11/2016), perubahan tingkat (level) air laut diduga dapat terjadi, tetapi tidak menghasilkan dampak tsunami.
Advertisement
Badan pengamat itu juga memperingatkan agar warga yang pergi memancing, berenang, atau melakukan aktivitas laut lainnya untuk berhati-hati. Sebab, masih terjadi perubahan level air laut.
Tidak ada peringatan tsunami besar, yang berlaku setelah diumumkan pascagempa.
Sebelumnya peringatan tsunami dikeluarkan dengan dugaan gelombang setinggi 3 meter dapat menghantam timur laut pesisir Pasifik.
Namun sejauh ini gelombang ombak terbesar yang terekam adalah setinggi 1,4 meter di Pelabuhan Sendai pada 08.00 pagi waktu setempat.
Peringatan tsunami di Fukushima dan Miyagi diturunkan statusnya, setelah hampir 4 jam berlalu pascagempa.
Walaupun begitu, penduduk masih diminta untuk menjauhi wilayah pantai. Peringatan yang sama dikeluarkan di Iwate dan prefektur Ibaraki.
Tidak ada laporan yang menyebutkan adanya korban luka atau tewas akibat gempa bumi sedalam 30 kilometer tersebut.
Lindu susulan terus mengguncang wilayah yang sama selama beberapa jam setelah gempa utama.
"Gempa besar dan berlangsung lama," kata seorang warga Akemi Anzai.
"Bunyi sirene peringatan dari garis pantai dapat terdengar. Tanah masih bergetar. Aku sangat takut, tapi lebih khawatir dengan program nuklir," ujar Anzai.
Sementara seorang netizen mengunggah dalam akun Twitter-nya, mengatakan, "Aku berada di pusat budaya ketika dievakuasi saat bencana 2011. Keadaan yang sekarang mengingatkan aku pada tahun itu."