Sukses

Trump: Menantuku Bisa Bantu Mewujudkan Perdamaian di Timur Tengah

Donald Trump mengindikasikan Jared akan memainkan peran signifikan terkait kebijakannya di Timur Tengah kelak.

Liputan6.com, New York - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, menantunya, Jared Kushner, dapat membantu mewujudkan perdamaian di Timur Tengah meski tidak mendapat jabatan formal dalam pemerintahannya.

"Aku ingin menjadi seseorang yang menciptakan perdamaian antara Israel dengan Palestina. Itu akan menjadi prestasi yang luar biasa," ujar Trump dalam pertemuannya dengan The New York Times seperti dikutip dari New York Post, Rabu (23/11/2016).

Ditambahkan Trump, menantunya itu bisa menjadi tokoh sentral dalam berbagai pembicaraan damai.

Jared (35) adalah suami dari Ivanka Trump, putri tertua Trump dari hasil pernikahannya dengan istri pertama, Ivana. Sosoknya memainkan perang penting semasa kampanye hingga berhasil membawa sang mertua ke jalur kemenangan.

Namun rumor yang beredar menyebutkan, Jared tertarik untuk secara resmi bergabung dengan Gedung Putih. Sesuatu yang dinilai Trump tidak mungkin. Demikian bocoran yang disampaikan oleh seorang wartawan The New York Times via media sosial Twitter.

Peran Jared di masa awal kampanye Trump tidak signifikan. Namun kondisi ini berbalik jelang hari pemungutan suara.

Dalam laporannya, majalah Forbes memuat belakangan Jared muncul sebagai "penyelamat kampanye Trump" melalui koneksinya ke sejumlah raksasa teknologi di Silicon Valley. Ia juga dianggap cerdas memanfaatkan media sosial.

"Aku menelepon beberapa temanku di Silicon Vallev, beberapa pemasar digital terbaik di dunia dan aku bertanya bagaimana mereka melihat hal ini. Mereka memberiku subkontraktor mereka," jelas Jared.

"Aku menghubungi beberapa orang yang bekerja pada perusahaan teknologi yang juga bekerja sama denganku dan mereka memberi tutorial bagaimana menggunakan 'microtargeting' di Facebook," imbuhnya.

Keberadaan Jared dalam tim kampanye Trump menuai pujian dari banyak pihak. Ia bahkan dijuluki "arsitek" kampanye media digital Trump.

"Sulit untuk melebih-lebihkan dan meringkas peran Jared dalam kampanye. Jika Trump adalah CEO, maka Jared adalah COO yang efektif," ujar miliarder, Peter Thiel, satu-satunya "petinggi" Silicon Valley yang mendukung Trump.

Pujian juga datang dari eks CEO Google, Eric Schmidt. "Jared adalah kejutan terbesar dari pilpres 2016. Terbaik dari yang saya tahu..."

Sebelumnya calon kepala staf Gedung Putih, Reince Priebus mengatakan, Jared akan memainkan perang penting dalam pemerintahan AS berikutnya.

Jebolan dari Harvard University dan New York University ini resmi menjadi anggota keluarga Trump ketika ia menikahi Ivanka pada 25 Oktober 2009 lalu melalui sebuah upacara Yahudi. Jared sendiri dikenal luas sebagai pengembang perumahan, investor, dan sempat menjadi penerbit koran mingguan New York Observer.

Dipengaruhi oleh latar belakangnya yang berasal dari keluarga Yahudi Ortodoks, Jared ikut membantu Trump ketika sang mertua menghadapi tuduhan anti-Semitisme.

"Faktanya, mertua saya adalah orang yang penuh kasih dan toleran terhadap keluarga saya dan keyakinan Yahudi bahkan sejak saya masih mengencani putrinya. Secara pribadi saya melihat dia merangkul semua orang dari berbagai latar belakang ras dan agama, baik di perusahaannya mau pun kehidupan pribadinya," ungkapnya.

Langkah Trump melibatkan sejumlah anaknya dalam urusan pemerintahan telah menjadi sorotan. Sosok kontroversial itu menempatkan Jared, Ivanka, dan kedua putranya, Erick serta Donald Trump Jr dalam tim transisi.

Tak sampai di situ, beberapa waktu lalu, tepatnya ketika PM Jepang Shinzo Abe datang ke New York untuk bertemu Trump, Ivanka dilaporkan terlibat dalam perbincangan antar keduanya. Ini dipandang sesuatu yang tak lazim.

AS memiliki undang-Undang (UU) Anti-nepotisme yang disahkan pada 1967 di mana melarang pejabat pemerintahan federal termasuk presiden untuk mempekerjakan kerabat mereka. Namun produk hukum ini belum pernah diuji di pengadilan.