Sukses

Kantor Presiden Korsel Diguncang Kasus Pembelian 360 Butir Viagra

Kantor kepresidenan Korsel membenarkan kabar pembelian ratusan butir pil viagra. Untuk apa?

Liputan6.com, Seoul - Belum usai skandal politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Park Geun-hye kini muncul kabar baru yang menghebohkan publik Negeri Ginseng tersebut.

Kantor kepresidenan dilaporkan melakukan pembelian ratusan "pil biru" atau obat anti disfungsi ereksi yang dikenal pula dengan sebagai viagra.

Hal ini dikonfirmasi oleh kantor kepresidenan Korsel. Isu ini muncul setelah seorang anggota parlemen dari kelompok oposisi mengatakan bahwa terjadi pembelian 360 butir viagra dan versi generik dari obat tersebut pada Desember 2015 lalu. Sontak, hal tersebut membuah gaduh dunia maya Korsel.

Namun kantor kepresidenan lebih lanjut menjelaskan, 'pil biru' tersebut dibeli untuk mengobati potensi penyakit ketinggian atau altitude sickness yang dapat dialami oleh para ajudan presiden dan pegawai lainnya ketika mengadakan kunjungan ke Ethiopia, Uganda, dan Kenya.

Ketiga negara ini memiliki ibu kota yang berada sekitar 1.000 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut.

"Namun tak satu pun pil digunakan," ujar Juru bicara Blue House, Jung Youn-kuk seperti seperti dilansir Bloomberg, Rabu (23/11/2016).

Dokter di Korsel kadang-kadang memang menganjurkan viagra bagi para pendaki. Karena pil tersebut diyakini efektif dalam mencegah penyakit ketinggian.

Presiden Park sendiri saat ini tengah dihantui pemakzulan oleh sejumlah partai oposisi dan beberapa anggota Partai Saenuri yang mengusungnya. Beberapa hari lalu, Jaksa Penuntut Korsel telah mengumumkan Presiden Park Geun-hye "berperan" besar dalam skandal korupsi yang melibatkan seorang teman lamanya, Choi Soon-sil dan dua ajudan presiden, Ahn Jong-beom dan Jeong Ho-seong.

Ketua Kejaksaan Agung Seoul, Lee Young-ryeol mengatakan, presiden terlibat sebagai konspirator. Park diyakini telah memberikan lampu hijau kepada Choi untuk terlibat dalam urusan negara dan pada waktu bersamaan menggunakan kedekatannya dengan presiden untuk menekan sejumlah perusahaan memberikan sumbangan ke lembaga amal yang dikendalikannya.

Namun menurut Lee, berdasarkan undang-undang yang berlaku, presiden tidak dapat dikenai dakwaan selama masih menjabat.

Jubir Blue House, Jung membantah tuduhan yang diarahkan kepada Park. Ia mengatakan itu merupakan serangan politik yang tidak adil.