Liputan6.com, Haifa - Israel kewalahan, dalam menangani kebakaran hutan dan di kota terbesar ketiga di negaranya, Haifa. Mereka pun mulai meminta bantuan pihak asing.
Permintaan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia meminta sekutu terdekatnya Amerika Serikat untuk segera mengirimkan bantuan.
"Pejabat kami telah menghubungi perusahaan AS yang mengoperasikan pesawat pemadam api supertanker," sebut Netanyahu seperti dikutip dari BBC, Jumat (25/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Dalam menghadapi kebakaran hutan besar ini, selain meminta bantuan AS, Israel telah mendapat bantuan dari beberapa negara. Di antaranya adalah Rusia.
Netanyahu mengatakan ia telah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang berjanji untuk mengirimkan pesawat 'pengebom' air.Â
Bantuan-bantuan dari seperti Cyprus, Italia, Kroasia dan Yunani sudah mendarat. Â Negara-negara Eropa tersebut mengirimkan bantuan sejumlah peralatan termasuk pesawat.
Akibat kebakaran, 80 ribu warga telah diminta untuk evakuasi.
Kebakaran terjadi setelah kekeringan selama dua bulan dan diikuti dengan angin kencang di utara kota itu. Api yang menyambar dengan liar itu mengancam rumah-rumah di dekat Yerusalem dan Tepi Barat.
Polisi Israel mengatakan ada kemungkinan kebakaran dipicu oleh kesengajaan. PM Israel, Benjamin Netanyahu juga mengatakan, jika benar ada serangan semacam itu, berarti ada teror melanda di wilayah tersebut.
"Tiap kebakaran yang ternyata dipicu oleh kesengajaan kami kategorikan sebagai aksi teror dan akan diberi ganjaran yang sesuai," kata PM Netanyahu.
"Jika ada yang ingin membakar sebagian negeri Israel akan dihukum berat," ia menambahkan.