Sukses

Kantor Imigrasi Myanmar Dilempar Molotov, Terkait Rohingya?

Insiden ini berlangsung di tengah sorotan tajam dunia atas Myanmar terkait pembantaian etnis Rohingya.

Liputan6.com, Yangoon - Ledakan dilaporkan terjadi di Kantor Departemen Imigrasi Myanmar. Insiden tersebut berlangsung di tengah sorotan tajam dunia atas negara tersebut terkait pembantaian etnis Rohingya.

Aparat Keamanan Myanmar mengatakan, ledakan berasal dari sebuah bom molotov. Peledak tersebut dilemparkan ke halaman kantor Departemen Imigrasi.

Kantor tersebut berada satu komplek dengan DPRD Yangoon serta Markas Kepolisian Daerah. Rumah Kepala Kementerian Negara Yangoon, Phyo Min Thein juga berada sangat dekat dengan lokasi kejadian.

"Bom molotov terdiri dari sebuah botol yang berisi cairan kimia yang meledak setelah dilemparkan," sebut keterangan Kepolisian Myanmar, seperti dikutip dari The Irrawaddy, Sabtu (26/11/2016).

Sampai saat ini tidak ada korban luka atau tewas yang jatuh akibat kejadian tersebut.

Tempat ledakan sampai saat ini masih dijaga ketat. Penjagaan dilakukan oleh Pasukan Gegana serta Kepolisian Myanmar.

Ledakan di Yangoon ini merupakan yang keempat dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya, insiden serupa terjadi hanya dalam skala kecil.

Kepolisian setempat pun masih mengejar pelaku. Investigasi atas insiden juga telah digelar.

Menurut salah seorang anggota DPRD Yangoon U Nay Phone Latt kejadian ini sama sekali tidak bisa ditolerir. Harus ada aksi nyata agar kejadian buruk ini tidak terulang.

"Kejadian ini tentunyan sangat buruk," sebut Phone Latt.

"Ini seharusnya tidak usah terjadi. Kejadian ini menghina Kepolisian, ditambah ini membuktikan pengamanan di daerah ini sangat longgar," pungkas dia.

Myanmar, negara yang belum lama lepas dari pemerintahan junta militer, kini jadi sorotan dunia terkait perlakuan pemerintah setempat pada etnis Rohingya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyorot kejadian di negara bagian Rakhine, Myanmar. Di wilayah tersebut militer negara tersebut melakukan pembunuhan terhadap etnis Muslim Rohingya.

Menurut salah seorang Pejabat Senior dari Badan Pengungsi PBB (UNHCR), John McKissick, otoritas Myanmar telah melalukan kejahatan.

Disorot Dunia

"Myanmar sedang mencari cara melakukan pembersihan etnis Muslim Rohingya dari wilayah itu," sebut McKissick, seperti dikutip dari BBC.

"Aparat keamanan telah membunuh dan menembaki serta membantai anak-anak, memperkosa perempuan, membakar rumah, dan mengusir mereka secara paksa untuk melewati sebuah sungai (untuk menyeberang ke Bangladesh)," jelas dia.

Pernyataan McKissick ditanggapi oleh pemerintah Myanmar. Juru Bicara Kepresidenan mereka, Zaw Htay, menegaskan tak pantas tuduhan macam itu keluar dari mulut pejabat PBB.

"Dia harus memelihara profesionalismenya dan etika sebagai pejabat PBB karena semua komentarnya cuma berdasar tuduhan," tutur dia.

"Seharusnya dia berbicara didasari bukti yang kuat dan konkret yang ada di lapangan," ucap Zaw Htay.