Liputan6.com, Jakarta Beberapa jam setelah mendengar kabar kematian pemimpin kontroversial Kuba, Fidel Castro, Presiden ke-45 Amerika Serikat terpilih, Donald Trump langsung mencuit di akun Twitternya.
Hanya empat kata yang dituliskan Trump. "Fidel Castro is dead! (Fidel Castro telah mati!)," demikian yang tertulis di akun resminya, @realDonaldTrump, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (26/11/2016).Â
Fidel Castro meninggal dunia dalam usia 90 tahun pada Jumat malam 25 November 2016. Ia yang bergelar komandan revolusi tertinggi pernah memimpin Kuba selama 50 tahun, sebelum menyerahkan tongkat kekuasaan pada adiknya, Raul.
Advertisement
Castro berpulang hanya hitungan minggu setelah Trump mengalahkan Hillary Clinton dalam Pilpres 2016 yang berlangsung gaduh.
Donald Trump selama ini dikenal sebagai pengkritik kesepakatan untuk membuka kembali hubungan diplomatik AS dan Kuba yang selama setengah abad beku.
Ia bahkan mengancam akan membatalkan kesepakatan yang digagas Obama untuk mendamaikan hubungan dua negara. "Kesepakatan itu sangat lemah," kata miliarder nyentrik itu pada Oktober 2016. Meski, menurut dia, beberapa isi kesepakatan bisa diterima.
Dicintai dan Dibenci
Sementara itu, kematian Fidel Castro menimbulkan reaksi beragam. Jalanan di Kota Havana, Kuba sepi pada Jumat malam.
Kabar duka yang disampaikan Presiden Raul Castro membuat warga bersedih, beberapa bahkan meneteskan air mata.
"Rakyat Kuba merasa sedih karena kehilangan panglima tertinggi revolusi, Fidel Castro Ruz. Kami berharap, di manapun berada, beliau selalu diberkati. Kami, rakyat Kuba, mencintainya," kata seorang perempuan muda.
Di Biran, di mana Fidel Castro dilahirkan, orang-orang mengetuk pintu rumah saudara tirinya, Martin Castro. Berurai air mata, mereka ingin memastikan kabar duka yang beredar.
"Bagi kami ia adalah ayah," kata Martin Castro.
Sementara itu, orang-orang tumpah di jalanan Miami, Florida, di wilayah yang dihuni warga keturunan Kuba. Tepatnya di depan Restoran Versailles di Little Havana.
Mereka membuka botol sampanye, berteriak, dan mengibarkan bendera Kuba dengan penuh kegembiraan. "Setan, Fidel kini milikmu," kalimat itu yang tertera dalam poster.
"Ini adalah perayaan, bukan perayaan kematian, tapi dimulainya kebebasan yang kami tunggu sekian lama. Harapannya...ini akan membuat Kuba lebih terbuka," kata seorang pria.Â