Sukses

Kala Trump Ditagih Janji Perbaiki Hubungan Rusia-AS

Rusia dan AS diketahui kerap berbeda pendapat terkait beberapa masalah global.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan antar Rusia dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir berada di titik nadir. Kedua negara kerap berbeda pendapat terkait beberapa masalah global.

Puncaknya terjadi saat AS mengajak dunia barat memberikan sanksi Rusia. Negeri Paman Sam menjatuhkan embargo ekonomi karena Rusia melakukan aneksasi wilayah Crimea yang merupakan bagian dari Ukraina.

Namun, masa kelam itu diyakini Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin segera berakhir.

Galuzin menyebut tanda perbaikan sudah sangat jelas. Pasalnya Presiden baru AS, Donald Trump punya keinginan kuat memperbaiki relasi yang rusak itu.

"Kami siap berhubungan secara konstruktif dengan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump," sebut Galuzin di kediamannya, Rabu (30/11/2016).

Pria yang sudah empat tahun bertugas di Tanah Air ini menyatakan, keyakinan bahwa hubungan AS-Rusia akan membaik sudah terlihat dari beberapa komentar positif Trump tentang negaranya.

"Kami memperhatikan komentar-komentarnya, ia punya niat menjalin hubungan dan kerjasama dengan Rusia terutama di bidang pemberantasan terorisme," ujar dia.

Pihak Rusia semakin yakin atas membaiknya hubungan, disebabkan Presiden Vladimir Putin sudah berbicara langsung dengan Trump. Pembicaraan itu pun berlangsung begitu konstruktif.

Walau percaya, Rusia tak serta merta terbuai oleh omongan Trump. Harus ada aksi nyata Trump untuk membuktikan semua kalimat yang pernah terlontar.

"Kami harus tunggu hingga Trump dilantik pada 20 Januari nanti. Ini untuk membuktikan apakah komentar yang pernah dikeluarkan Trump merupakan tindakan atau hanya sekedar omongan," tutup Galuzin.