Sukses

Presiden Putin: Rusia Tidak Mencari Musuh, Kami Butuh Teman

Dalam pidato tahunannya, Presiden Putin menegaskan ia siap bekerja sama dengan pemerintahan baru Amerika Serikat.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, ia siap bekerja sama dengan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang akan dipimpin Donald Trump. Hal tersebut disampaikan Putin dalam pidato tahunannya di Moskow pada Kamis waktu setempat.

Pernyataan Putin itu muncul di tengah merosotnya hubungan AS-Rusia ke titik terendah sejak Perang Dingin. Perang Suriah, pencaplokan Semenanjung Krimea, tuduhan campur tangan Rusia dalam pilpres AS membayang-bayangi hubungan dua raksasa dunia ini.

Semasa kampanye pilpres AS, Trump kerap melontarkan pujian kepada Putin. Ia menyebut orang nomor satu di Rusia itu sebagai pemimpin yang tegas. Sebagian melihat ini sebagai sinyal bahwa AS di bawah kepemimpinan Trump akan "berteman" dengan Rusia.

"Kami siap untuk bekerja sama dengan pemerintah baru AS. Penting untuk menormalisasi dan mulai mengembangkan hubungan bilateral atas dasar kesetaraan dan saling menguntungkan. Upaya bersama yang dilakukan Rusia dan AS dalam menyelesaikan persoalan global dan regional merupakan kepentingan seluruh dunia," ujar Presiden Putin tanpa menyinggung nama Trump dalam pidatonya seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Jumat (2/12/2016).

Pemimpin Rusia itu juga mengatakan siap bergabung dengan Negeri Paman Sam demi memerangi ancaman terorisme global. Inilah yang menurutnya tengah dilakukan militer Rusia di Suriah, mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad melawan pasukan oposisi.

"Kita memiliki tanggung jawab yang sama untuk memastikan keamanan dan stabilitas internasional serta memperkuat non-proliferasi (senjata nuklir). Saya ingin garis bawahi bahwa upaya untuk menghancurkan prioritas strategis ini sangat berbahaya dan dapat mendatangkan malapetaka bagi dunia," kata dia.

Kedatangan Trump di Gedung Putih dilihat Putin sebagai kesempatan bagi Rusia dan AS untuk tampil bersama di panggung dunia.

2 dari 3 halaman

Putin: Rusia Tidak Ingin Berkonfrontasi

Dalam pidatonya, pria yang menjabat sebagai presiden Rusia sejak tahun 2012 itu juga menegaskan bahwa negaranya siap membantu memecahkan sejumlah persoalan internasional.

"Kami tidak ingin berkonfrontasi dengan siapa pun--kami tidak melihat sebagai kebutuhan. Tak seperti rekan-rekan kami di luar negeri, kami tak mencari musuh, kami membutuhkan teman," jelas eks agen KGB ini.

"Tapi kami tidak akan membiarkan terjadi pelanggaran atas kepentingan kami. Rusia akan melanjutkan pembangunan di masa depan tanpa perlu memberi tahu kepada yang lain tentang apa yang harus dilakukan. Keadilan, kesetaraan, sikap hormat dalam hubungan internasional adalah tren yang harus dibangun di Abad ke-21. Tapi sayangnya, pasca Perang Dingin hal tersebut diabaikan," ungkapnya.

Presiden Putin juga menegaskan, pemerintahannya tetap fokus pada pembangunan internasional meski memiliki persoalan dalam hubungan bilateral dengan beberapa negara seperti AS. Terkait dengan Uni Eropa, ia meyakini kedua belah pihak dapat membangun dialog positif.

Pada kesempatan yang sama, presiden Rusia itu juga menyinggung poros Rusia ke timur. Ia menegaskan pentingnya hubungan Rusia dengan China, India, dan Jepang.

Pernyataan Putin yang lebih terukur ini dinilai mencerminkan keinginan mayoritas rakyat Rusia yang menginginkan perbaikan hubungan dengan Barat.

3 dari 3 halaman

Industri Pertanian Kalahkan Penjualan Senjata

Putin tak melulu bicara soal kebijakan luar negerinya. Ia juga menyelipkan persoalan domestik Rusia.

Pria yang pada 2015 lalu menduduki posisi nomor satu sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia versi majalah Time itu memuji rakyatnya yang disebutnya tetap bersatu meski menghadapi kondisi ekonomi yang sulit.

"Terima kasih kepada program pemerintah, pertanian saat ini 'menjadi industri sukses yang menghidupi negara dan menjelajahi pasar internasional'," tutur Putin.

Menurutnya, sanksi internasional yang dijatuhkan kepada negaranya pasca-aneksasi Krimea tahun 2014 telah membantu tumbuhnya pasar domestik. Putin menambahkan bahwa ekspor produk pertanian Rusia saat ini berkontribusi lebih besar dibanding penjualan senjata.

Presiden Rusia itu juga menyinggung soal perlunya meningkatkan investasi dalam sektor kesehatan, pendidikan, teknologi dan ilmu pengetahuan. Ia menegaskan, pentingnya Rusia meningkatkan posisinya dalam peta ekonomi global.

"Rusia harus kuat dalam pertahanan siber karena ini adalah dasar dari pertahanan dan keamanan negara kita di masa depan," tegas sosok berusia 64 tahun tersebut.

Selama musim kampanye pilpres AS, berkali-kali muncul tuduhan Rusia melancarkan serangan siber untuk mengganggu pesta demokrasi itu. Namun hal ini secara konsisten dibantah Kremlin.

Menyusul terpilihnya Trump sebagai presiden AS, Putin telah berbicara langsung dengan miliarder itu. Mereka dikabarkan memiliki kesamaan pandangan bahwa hubungan kedua negara "perlu diluruskan".