Liputan6.com, Nusa Dua - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, secara resmi membuka Bali Democracy Forum IX. Pertemuan tingkat menteri tersebut diadakan di Bali International Convention Center, Nusa Dua.
Pada tahun ini, forum diskusi yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri RI tersebut mengusung tema Religion, Democracy, and Pluralism.
Dalam kata sambutannya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dirinya menangkap adanya kegamangan dan kekhawatiran dari negara-negara di dunia.
Advertisement
"Saya melihat bahwa pandangan ini tidak lepas, dari situasi dunia saat ini, konflik lama dan konflik baru terus berlangsung di sejumlah negara, termasuk perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina yang masih belum mendapat hasil yang diharapkan, berkembangnya dengan pesat paham radikalisme dan ekstrimisme di berbagai pelosok dunia, menurunnya rasa toleran dan kemauan untuk menerima perbedaan di banyak masyarakat dunia, bertumbuhnya aksi xenofobia," ujar Jokowi di Nusa Dua pada Kamis (7/12/2016).
Baca Juga
Ia mengungkapkan, dirinya memahami bahwa situasi tersebut memunculkan rasa kekhawatiran dan kegamangan. Terlebih lagi hal itu dibarengi dengan kondisi ekonomi dunia yang penuh dengan ketidakpastian, serta adanya tantangan dalam negeri baik dari segi politik, ekonomi dan sosial di hampir semua negara.
"Dalam keadaan situasi inilah kita membutuhkan rasa optimisme, optimisme yang dapat dihasilkan dari kita saling berbicara, optimisme yang dapat berkembang dari kita bertukar pikiran dan pengalaman, optimisme yang saya harapkan dapat tumbuh dari hadirnya kita semua di Forum Demokrasi Bali ini," ujar Jokowi.
Bali Democarcy Forum adalah forum antar pemerintah yang bersifat tahunan, inklusif, dan terbuka yang membahas mengenai perkembangan demokrasi, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
Tahun ini, sejumlah tokoh penting dunia turut hadir dalam BDF IX yang dilaksanakan pada 8-9 Desember 2016, yakni yakni mantan Sekjen PBB Kofi Annan, pemenang Nobel Perdamaian tahun 2015 Ouided Bouchamaoui dari Tunisia, dan mantan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan.