Sukses

Jokowi Sebut Indonesia sebagai Rumah Kemajemukan

Saat membuka forum pertemuan tingkat menteri, Presiden Joko Widodo memamerken kemajemukan RI.

Liputan6.com, Nusa Dua - Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sekitar 85 persen dari lebih dari 252 juta penduduknya adalah penganut agama Islam.

Tak hanya itu, negeri yang juga disebut Zamrud Khatulistiwa ini memiliki 300 etnis yang hidup di dalamnya.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam pidato sambutannya di acara Bali Democracy Forum IX.

Di hadapan delegasi dari 95 negara dan enam organisasi internasional, Presiden Jokowi menyebut Indonesia sebagai rumah kemajemukan.

"Kita di Indonesia memiliki keberuntungan. Indonesia memiliki sejarah kemajemukan yang sangat panjang dan Indonesia adalah rumah bagi kemajemukan," kata Jokowi di Bali Convention Center, Kamis (8/12/2016).

Ia juga menyebut sejarah Indonesia mengajarkan bahwa ajaran Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai, yang dimulai sekitar abad ke-7.

"Nilai mengenai perdamaian inilah yang sampai saat ini terus dipegang oleh umat Islam Indonesia," ujar Jokowi.

"Selain Islam, Indonesia adalah rumah bagi umat Kristiani, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kongfucian," kata Jokowi. Ia menambahkan bahwa nilai-nilai perdamaian juga dipegang teguh oleh semua umat di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyebut salah satu agenda yang diadakan BDF IX pada 9 Desember, yakni kunjungan ke Pondok Pesantren Bali Bina Insani di Tabanan, yang menurutnya menggambarkan nilai toleransi tinggi.

"Anda dapat membayangkan nilai toleransi yang tinggi. Bagaimana mungkin sebuah pondok pesantren dapat hidup dengan aman dan nyaman di tengah masyarakat yang mayoritas penduduknya penganut agama Hindu," ujar Jokowi.

Bali Democarcy Forum adalah forum antar pemerintah yang bersifat tahunan, inklusif, dan terbuka yang membahas mengenai perkembangan demokrasi, khususnya di kawasan Asia Pasifik.

Diprakarsai oleh Indonesia sejak 2008, forum tersebut bertujuan untuk membantu mewujudkan terbentuknya tata bangunan demokrasi yang kokoh di kawasan melalui praktik sharing of experiences and best practices dengan menganut prinsip-prinsip persamaan, saling pengertian, dan menghargai.