Sukses

Dikira UFO, Benda Misterius di Bawah Laut Ternyata Bom Nuklir AS

Setelah menghilang selama 50 tahun, hulu ledak nuklir milik Amerika Serikat diduga ditemukan oleh seorang penyelam komersial.

Liputan6.com, New York - Seorang penyelam komersial diduga telah menemukan bom nuklir Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Kanada. Bom itu sendiri telah dibebastugaskan.

Sean Smyrichinsky sedang menyelam untuk mencari timun laut di lepas pantai provinsi British Columbia, Kanada, ketika ia kemudian menemukan perangkat besar berbahan logam yang bentuknya mirip dengan piring terbang.

Pihak Departemen Pertahanan Nasional Kanada (Department of National Defense, DND) menduga bahwa benda itu adalah sebuah bom nuklir yang sedang dibawa oleh pesawat pembom B-36 milik AS yang jatuh di daerah itu pada 1950.

Namun demikian, pemerintah menduga bahwa bom itu tidak berisi bahan nuklir yang masih aktif.

Dikutip dari The Vintage News pada Jumat (9/12/2016), pihak militer kemudian mengirimkan beberapa kapal ke situs yang berada dekat gugus Haida Gwaii untuk memastikan temuan tersebut.

Smyrichinsky mengatakan bahwa ia menemukan benda itu ketika sedang menyelam di lepas pantai Pulau Pitt, dekat Haida Gwaii, pada Oktober lalu.

Situs itu berdekatan dengan perbatasan negara bagian Alaska (AS) dengan provinsi British Columbia (Kanada). Bagian yang ditemukan berukuran lebih besar daripada ranjang ukuran King, dengan bagian dasar yang membulat dan datar di atasnya. Ada lubang di bagian tengahnya.

Ilustrasi pembom B-36. (Sumber air-and-space.com)

Secara bercanda, Sean menceritakan kepada sesama penyelam bahwa ia menduga telah menemukan serpihan yang berasal dari UFO.

Menurutnya, tempat temuan memang terpencil sehingga ia harus menunggu beberapa hari untuk bisa pergi ke kota dan mencari orang yang mungkin tahu tentang benda itu.

Salah satu dari teman lamanya yang berasal dari daerah tersebut mengatakan bahwa ia mungkin telah menemukan bom nuklir yang hilang di sana sejak 1950-an.

2 dari 3 halaman

Hilangnya Beberapa Senjata Nuklir

Kedengarannya seperti kisah dari film laga aksi, tapi kecelakaan memang bisa saja terjadi. Ada saja senjata nuklir yang hilang selama Perang Dingin. Kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun hingga kisahnya mencuat ke permukaan.

Misalnya, pada 1968 ada kecelakaan jatuhnya pesawat pembom ketika mendekati pangkalan militer Thule. Sebagian dari senjata nuklirnya tenggelam di bawah lapisan es. Sejumlah kapal selam dikirim untuk mencari senjata itu, tapi tidak semuanya ditemukan.

Dua tahun sebelumnya, ada kecelakaan pesawat pembom B-52 di Palomares, Spanyol. Dalam kasus itu, ada 3 senjata yang ditemukan di daratan, tapi senjata ke 4 baru ditemukan di laut setelah pencarian lebih dari 2 bulan.

Masalahnya, senjata nuklir pada masa Perang Dingin memang diselimuti kerahasiaan. Dengan demikian, perincian kejadiannya pun dirahasiakan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kerahasiaan rancangan senjata dan juga kekhawatiran tentang tanggapan warga setempat.

3 dari 3 halaman

Kecelakaan dalam Tugas

Kisah hilangnya senjata nuklir telah mencengangkan para ahli sejarah militer selama lebih dari setengah abad. Pada 1950, pembom B-36 nomor 075 jatuh dekat provinsi British Columbia ketika dalam perjalanan menuju Pangkalan AU Carswell di negara bagian Texas.

Pesawat itu sedang menjalankan tugas rahasia untuk melakukan simulasi suatu serangan nuklir. Pesawat membawa bom nuklir Mark IV sungguhan untuk mengamati apakah pesawat itu memang sanggup menangani beban.

Setelah beberapa jam dalam penerbangan, mesin-mesinnya terbakar dan para awak pesawat terpaksa meninggalkan pesawat menggunakan parasut. Di antara 17 awak, ada 5 orang yang meninggal dunia.

Pihak militer AS mengtakan bahwa bom itu diisi dengan uranium, timah, dan TNT, tapi bukan plutonium. Dengan demikian, bom itu tidak bisa menghasilkan ledakan.

Para awak sempat memasang otopilot agar pesawat jatuh di tengah laut. Sekitar 3 tahun kemudian, bangkai kapal ditemukan ratusan kilometer dalam daratan.

Haida Gwaii. (Sumber Google Maps dan Wikipedia/Kelisi)

Dirk Septer, ahli sejarah penerbangan British Columbia, menyatakan bahwa pemerintah AS menggeledah bangkai pesawat, tapi gagal menemukan bom itu sehingga menjadi misteri bagi banyak pihak.

Saat itu, Perang Dingin sedang memuncak, sehingga ada kekhawatiran pihak Soviet telah mengambilnya.

Para awak pesawat menyatakan bahwa mereka pertma-tama melepaskan bom itu ke laut. Mereka mengkhawatirkan muatan TNT seandainya kemudian meledak.

Seorang juru bicara DND menyatakan bahwa pihaknya telah menawarkan sejawatnya di AS dan menduga bahwa seorang penyelam telah menemukan benda diduga bom.

Pihak militer AS menduga bahwa bom itu tidak lagi aktif atau menjadi ancaman bagi siapapun, tapi pihak militer Kanada akan mengirimkan kapal untuk memastikan.

Tapi, Septer mengatakan bahwa lokasi penyelaman itu salah, bahkan dengan adanya semua keterangan tentang kecelakaan pesawat pembom yang dimaksud. Menurutnya, itu bisa benda apa saja yang bukan bom nuklir.