Liputan6.com, Miami - Seorang kapten kapal sewaan menghubungi pihak penjaga pantai, Coast Guard, ketika ia mendapatkan hasil pancingan yang tidak biasa di lepas pantai Miami, negara bagian Florida.
Pada Rabu 7 Desember 2016 lalu, Mark Quartiano, yang dijuluki "Mark the Shark", tengah memancing bersama dengan klien yang menyewa perahunya. Mereka berada kira-kira 3,6 kilometer dari pantai.
Baca Juga
[bacajuga:Baca Juga](2673667 2649312Â 2666455)
Advertisement
Dikutip dari UPI pada Jumat (9/12/2016), saat itu ia dan awak perahunya melihat sebuah paket mengambang di air. Paket itu kemudian 'ditangkap' menggunakan jaring.
Setelah berada di kapal, Quartiano menyadari bahwa paket itu berisi 1 kilogram kokain.
Katanya kepada harian Miami New Times, "Saya pernah menemukan mariyuana, tapi belum pernah kokain seperti ini."
Quartiano mengatakan bahwa paket itu diserahkannya kepada Coast Guard setelah rombongan tiba kembali di pantai.
Mengenai tangkapannya, ia sempat berkelakar kepada Miami New Times, "Nilainya di jalanan tinggi sekali. Saya bisa memakainya untuk renovasi kapal. Lihat nanti."
Kepada stasiun televisi WPLG di Florida ia juga berguyon, "Lihatlah, inilah salah satu 'ikan kakap' persegi itu."
Rute Penyelundupan Lama Marak Kembali
Sementara itu, dikutip dari laporan Business Insider pada akhir Oktober lalu, pihak berwenang Amerika Serikat menduga rute penyelundupan lama di kawasan tersebut kembali digunakan.
Pada pertengahan Oktober lalu, pihak US Customs and Border Protection (CBP) yang dikirim dari Puerto Rico menyergap sebuah kapal kayu kecil diawaki 2 orang yang mengaku warga Dominika.
Dalam kapal itu ditemukan kokain seberat 128 kilogram dengan nilai jual di jalanan sekitar US$ 3,6 juta.
Temuan itu lantas dianggap sebagai maraknya rute populer penyelundupan Karibia seperti tahun 1980-an dulu. 2 minggu sebelumnya, pihak CBP mengangkat 181 kilogram mariyuana mengambang di laut atau terdampar di pantai-pantai sekitar Florida Keys dan South Florida.
Puerto Rico dan South Florida memang jauh, rute penyelundupan malang-melintang di kawasan itu, terutama pada 1980-an. Temuan beberapa tahun belakangan menimbulkan dugaan kembali aktifnya jalur tersebut.
Advertisement