Sukses

Donald Trump Diminta Temui Ratusan Polisi Muslim di New York

Trump didesak bertemu dengan sejumlah polisi muslim New York. Permintaan ini muncul seiring dengan meningkatnya serangan rasial.

Liputan6.com, Washington, DC - Pengalaman tak menyenangkan dialami oleh salah seorang polisi perempuan Kota New York (NYPD), Aml Elsokary beberapa hari lalu. Elsokary yang merupakan seorang muslim dan mengenakan kerudung disebut sebagai ISIS dan diancam akan dibunuh.

Seperti dikutip dari CNN, Minggu (11/12/2016), peristiwa itu bermula ketika Elsokary yang tidak berseragam berusaha melerai seorang pria dewasa yang tengah bertengkar mulut dengan seorang remaja.

Pria dewasa itu pun mulai mengancamnya dan mendorong anaknya. Namun dalam waktu 24 jam Christopher Nelson berhasil ditangkap. Ia didakwa dengan kejahatan berupa kebencian dan pelecehan, namun Nelson berhasil bebas dengan jaminan US$ 50 ribu.

Wali kota New York, Bill de Blasio mengutarakan kekhawatirannya terkait dengan peristiwa ini. Ia menjelaskan, kurang lebih 900 anggota NYPD adalah muslim.

"Ini adalah negara dia (Elsokary), dia adalah penduduk Kota New York dan ini adalah rumahnya. Kita tak bisa membiarkan kebencian dan prasangka buruk ini menyebar," kata de Blasio.

Menyoroti hal ini, Presiden borough Brooklyn, Eric Adams pun menulis surat kepada presiden terpilih AS, Donald Trump. Ia meminta Trump bertemu dengan Elsokary dan petugas NYPD muslim lainnya.

"Aku berharap Anda akan menerima permintaanku agar Anda bertemu dengan petugas NYPD, Aml Elsokary, seorang warga Brooklyn asli yang bersama putranya yang berusia 16 tahun menjadi korban kejahatan rasial di lingkungannya," pinta Adams dalam suratnya yang ditulis pada 6 Desember lalu seperti dikutip dari Daily Mail.

"Menurut statistik NYPD, telah terjadi 115 persen lonjakan serangan sejak pemilu yang memiliki dampak khusus terhadap komunitas Yahudi, LGBTQ, dan muslim jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu," kata Adams.

Dalam suratnya juga Adams menuliskan, bahwa ratusan anggota NYPD muslim layak mendengar langsung dari Trump tentang jaminan perlindungan terhadap mereka.

"Ke-900 muslim itu adalah anggota dari kepolisian kita, bagian dari penegak hukum yang melindungi ribuan warga negara dan keluarganya, mereka layak mendengar bagaimana mereka akan dilindungi di tengah ketidakpastian iklim nasional, sebagaimana mereka melindungi jalanan setiap hari," tulisnya.

Elsokary yang bergabung dengan NYPD setelah serangan 11 September mengatakan ia sedang tidak bertugas ketika pria itu mengancamnya dan mendorong anaknya pada 3 Desember lalu. Perempuan itu mengaku baru sekali ini mengalami kejadian seperti itu.

"Aku menjadi seorang polisi untuk menunjukkan sisi positif dari warga New York, seorang perempuan muslim yang bisa melaksanakan tuugas. Aku membantu sesama tak peduli agama, keyakinan, atau apa yang mereka lakukan di New York. Aku lahir dan besar di sini dan aku ada untuk melindungi kalian. Departemen telah mendukungku untuk mengenakan kerudung," tegas Elsokary.

Menanggapi permintaan Adams agar Trump bertemu dengan para petugas NYPD muslim, Juru bicara Trump, Hope Hicks mengatakan telah menerima surat tersebut. Namun ia tidak dapat memastikan pertemuan itu akan berlangsung.

Jika tidak kunjung diundang, Adam dan Elsokary dikabarkan akan mendatangi Trump Tower dan mengirim surat lainnya.

Elsokary sebelumnya dikenal melalui aksi beraninya menyelamatkan seorang bayi dalam insiden kebakaran pada tahun 2014 lalu. Komisaris Polisi, James O'Neill mengatakan ia ingat ketika mengunjungi Elsokary di rumah sakit tempat di mana ia dan pasangannya dirawat akibat menghirup asap.

"Anda dan pasangan Anda telah melakukan pekerjaan yang luar biasa pada hari itu," kata O'Neill.