Sukses

13-12-2000: Wapres AS Akui Keok Dalam Pilpres 'Kontroversial'

Al Gore mengakui kekalahan usai meminta penghitungan ulang di Florida.

Liputan6.com, Washington - Pemilu AS tahun 2000 sarat kontroversi. Saat itu Calon Presiden Partai Demokrat Al Gore berhadapan dengan Capres Republik George W Bush.

Karena tidak percaya pada hasil perhitungan awal, Gore meminta hasil di Negara Bagain Florida dihitung ulang.

Gore ketika itu punya alasan jelas. Pasalnya, dalam popular vote nasional Gore berhasil mengungguli rivalnya sampai 500 ribu suara.

Mantan Wapres AS ini menilai perhitungan suara di Florida penting. Sebab, kekalahan di negara bagian ini menyebabkan dirinya kalah dalam perhitungan electoral yang menjadi rujukan AS dalam memilih Presiden.

Namun, kenyataan berkata lain. Usai perhitungan dilakukan di Florida, Mahkamah Agung AS menyatakan pemenangnya tetap Bush.

Melihat kenyataan itu, Gore menyerah. Pada 13 Desember 2000, ia mengakui kalah dari Bush dan segera menyampaikan pidato kekalahan.

"Saya menerima hasil yang akan segera diratifikasi oleh Lembaga Pemilihan Presiden, Senin nanti," ucap Gore, seperti dikutip dari History Channel.

"Demi kesatuan bangsa dan rakyat dan serta kuatnya demokrasi saya, saya memberikan konsensi saya," tambah dia.

Dalam penyampaian pidato kekalahan tersebut, Gore ditemani istrinya Tipper serta cawapres pendampingnya, Joseph Liebermen dan sang istri Hadassah.

Ia pun di depan pendukungnya menyatakan telah memberi selamat pada Bush. Gore menyatakan menghormati Gubernur Texas tersebut dan untuk pertama kalinya memanggil Bush Presiden [AS]( 2663765 "") terpilih.

Pada tanggal yang sama pada tahun 2003, mantan penguasa Irak Saddam Hussein akhirnya ditangkap. Sebelum ditangkap, ia kucing-kucingan selama sembilan bulan.

Akhir hidup Hussein juga diketahui sangat menyedihkan. Eks orang nomor satu di Negeri 1.001 Malam tersebut menghembuskan nafas terakhir di tiang gantungan.

Tidak cuma dua peristiwa di atas, di hari ini tahun 1553, seorang raja Prancis lahir ke dunia. Raja tersebut adalah Henry IV.