Sukses

Buka-bukaan, Duterte Mengaku Menderita karena Penyakit Ini

Menurut Duterte, dokter telah menyarankan operasi tulang belakangnya, tapi sang istri tidak setuju.

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte berkeluh-kesah tentang kesehatannya. Kepada awak media ia mengeluh sakit punggung dan kepalanya sakit karena migrain.

Namun, juru bicara presiden buru-buru menambahkan bahwa penderitaan bosnya itu tak serius.

Dikutip dari Reuters, Selasa (13/12/2016), Duterte juga mengaku ia menderita penyakit Buerger, yang membuat aliran darahnya tersendat. Penyakit itu diakibatkan dengan kebiasaannya merokok sewaktu muda.

Namun, ia mengaku tak lagi merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol lagi.

Pemimpin berusia 71 tahun itu adalah presiden tertua yang terpilih dalam sejarah Filipina semenjak perang.

Presiden yang terkenal dengan kebrutalannya membasmi pengedar dan pemakai obat bius itu mengaku tak takut dilengserkan atau dibunuh karena caranya melibas kejahatan.

Semenjak 1 Juli 2016, sekitar 5.000 orang tewas akibat perang yang dikobarkan Duterte terhadap bandit narkoba. Menurut polisi, ada 2.000 orang tewas oleh petugas -- tanpa melalui proses hukum sebelumnya. 

"Singkirkan saya, bagus, bunuh saya? Lebih baik. Karena saya menderita migrain tiap hari," kata Duterte di tengah pertemuan pemimpin bisnis pada Senin malam lalu.

"Saya punya banyak masalah dengan tulang belakang. Saya punya penyakit Buerger yang diakibatkan oleh nikotin karena kebiasaan merokok saya," ia melanjutkan.

Menurut Duterte, dokter telah menyarankan operasi tulang belakangnya, tapi sang istri yang mantan suster yang pernah bekerja di rumah sakit di AS tidak setuju. Menurut sang istri, "Banyak operasi tulang belakang berakhir kacau."

"Jika Anda melihat saya tengah muram, sebenarnya saya sedang stres karena sakit di sini," ujar Duterte sambil memegang muka sebelah kanan.

Meski demikian, kepada wartawan juru bicara presiden, Ernesto Abella mengatakan, "Tak ada yang serius." 

Namun, Duterte beberapa kali tak menghadiri acara penting ASEAN saat pertemuan South East Asian di Laos pada bulan lalu gara-gara migrain dan sakit perut.