Liputan6.com, Beijing - Cinta tak mengenal perbedaan suku bangsa. Ungkapan itulah yang mungkin cocok untuk menggambarkan kisah kasih pasangan suami istri Tiffany (35) dan Cai Xiaohua (44).
Cerita tentang bagaimana seorang perempuan asal Amerika Serikat (AS) dan pria asal China tersebut bertemu, jatuh cinta, dan melangkah ke pelaminan belum lama ini menghebohkan dunia maya di Tiongkok.
Baca Juga
Jelas, keduanya memiliki latar belakang budaya, kelas, dan bahasa yang berbeda.
Advertisement
Sembilan tahun lalu, Tiffany yang merupakan lulusan dari sebuah universitas di New Jersey bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sebuah sekolah internasional di Guangzhou.
Sementara Cai kala itu berprofesi sebagai penjaga keamanan. Di mata Tiffany, sosok Cai ramah dan selalu memiliki senyum hangat.
"Setelah lulus dari perguruan tinggi di Amerika, aku datang ke China seorang diri. Ketika aku melihat seseorang tersenyum kepadaku, kupikir dia benar-benar ramah," kata Tiffany seperti dikutip dari Shanghaiist, Kamis (15/12/2016).
Cai sendiri tumbuh di lingkungan miskin di wilayah pedesaan Provinsi Henan. Saat usianya 10 tahun, ibunya meninggalkan ia dan keluarganya.
Dan untuk membantu ayahnya bertani, Cai terpaksa putus sekolah. Setelah sempat melakoni sejumlah pekerjaan ia akhirnya "terdampar" di Guangzhou, kota di mana ia bertemu dengan istrinya.
Tiffany berusaha mengenali Cai melalui percakapan pendek ketika keduanya bertemu. Ia bisa sedikit berbahasa Mandarin. Sementara pria itu sama sekali tak bisa bahasa Inggris.
Merasa cukup saling kenal, keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk mengucap ikrar suci pernikahan. Pasangan "unik" itu menikah di rumah Cai di Henan tengah.
Keputusan Cai untuk menikah pun membuat lega sang ayah yang mengira anaknya tak akan pernah memiliki pasangan hidup.
"Sejak kecil dia adalah anak yang baik dan bijaksana. Orang baik selalu mendapatkan hal baik dalam hidupnya," ujar sang ayah.
Setelah menikah, pasangan tersebut memutuskan berhenti dari pekerjaan mereka di Guangzhou dan pindah ke Zhenzhou. Ini dilakukan agar lebih dekat dengan keluarga Cai.
Tiffany pun mendapat pekerjaan sebagai guru bahasa Inggris di sebuah universitas lokal sementara suaminya membantu keluarganya bertani. Keduanya tak memungkiri hingga saat ini masih terdapat kesenjangan bahasa.
Ada masa di mana mereka tidak saling mengerti satu sama lain dan harus berpura-pura demi menyenangkan pasangan. Tiffany dan Cai tak ragu mengatakan bahwa mereka masih belajar memahami karakter masing-masing.
Tak hanya Tiffany yang telah bertemu dengan keluarga Cai. Begitu juga sebaliknya.
Ibu dan ayah Tiffany mengatakan mereka mendukung keputusan putrinya. Bahkan keduanya menaruh minat dengan kebudayaan Tiongkok.
Kini pasangan berbahagia itu telah dikaruniai seorang putri berusia enam tahun. Media sosial China menggambarkan bocah perempuan itu begitu menggemaskan.
Belakangan, pernikahan antar-ras cukup sering terjadi di Tiongkok. Namun tak jarang fenomena ini juga menjadi topik diskusi di dunia maya.
Pada November lalu, netizen ramai memperbincangkan foto pernikahan seorang pria asal China dengan perempuan asal Ukraina.
Netizen pun sempat "heboh" dengan pula wanita Tajikistan yang menikah dengan pria Tiongkok. Pasangan itu kini tinggal di Provinsi Shaanxi.