Sukses

Filipina Tak Akan Protes Aksi Tiongkok di Laut China Selatan

Manila menegaskan tidak akan memprotes langkah China yang memasang sistem persenjataan di wilayah Laut China Selatan yang dipersengketakan.

Liputan6.com, Singapura - Belum lama ini, China dilaporkan menempatkan sistem persenjataan di tujuh pulau yang ada di wilayah sengketa Laut China Selatan. Terkait hal tersebut, Filipina mengatakan tidak akan mengajukan protes.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Perfecto Yasay. Muncul spekulasi, sikap diam tersebut merupakan upaya untuk Manila untuk meningkatkan hubungan dengan Beijing.

Berbicara kepada wartawan di sela-sela mendampingi kunjungan Presiden Rodrigo Duterte ke Singapura, Yasay menegaskan, pihaknya tidak akan melayangkan protes diplomatik ke Tiongkok.

"Kami akan memastikan bahwa tidak akan ada tindakan lebih lanjut yang akan meningkatkan ketegangan antar kedua negara, khususnya di Scarborough Shoal--pulau kecil yang terletak di Laut China Selatan yang diklaim sejumlah negara," kata Yasay seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (17/12/2016).

"Biarkan mereka mengambil tindakan apa pun demi mengejar kepentingan nasional mereka dan kita akan akan mengabaikannya, bagi Filipina, kami memiliki perjanjian bilateral dengan China," tambahnya.

Sejak berkuasa enam bulan lalu, Presiden Duterte telah berupaya memperkuat hubungan dengan Tiongkok. Di lain sisi terjadi peningkatan ketegangan dalam hubungan dengan sekutu lama mereka, Amerika Serikat (AS).

"Kami tak bisa menghentikan China, tak ada yang bisa kami lakukan sekarang," ujar Yasay yang menjelaskan bahwa meningkatnya hubungan dengan Beijing "terbayar" karena sekarang nelayan Filipina diizinkan melaut di Scarborough Shoal.

Meski demikian, pernyataan Yasay ini kontras dengan ucapan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana. Pada Kamis lalu, Lorenzana mengatakan bahwa langkah terbaru China merupakan "keprihatinan yang besar" bagi masyarakat internasional.

Tiongkok dilaporkan telah menempatkan sistem persenjataan anti-pesawat dan anti-rudal di Scarborough Shoal. Laporan tersebut disampaikan oleh kelompok think-thank AS, Inisiatif Transparansi Maritim Asia (AMTI).

Video Terkini