Sukses

Dubes Korut Bongkar Alasan Negaranya Punya Senjata Nuklir

Korut sempat dikecam dunia karena melakukan uji coba nuklir beberapa kali pada 2016 ini,

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwan-il, menyatakan 2016 adalah tahun yang sulit bagi mereka.

Salah satunya karena karena kondisi Semenanjung Korea secara politik dan keamanan tidak stabil.

"Situasi Semenanjung Korea tetap rumit," sebut An di UIN Syarif Hidayatullah Banten, Senin (19/12/2016).

An menyebut beberapa peristiwa di 2016 yang baru pertama kali mereka hadapi. Maka tak salah jika menyebut tahun ini adalah yang terberat dalam kehidupan Korut -sebagai sebuah negara berdaulat.

"Kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ini memang yang terparah ini akibat tiga jenis alat-alat serangan strategis pertama Amerika sering muncul di sekitar semenanjung Korea," tambah dia.

"Kedua latihan militer antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang dilakukan hampir setiap hari dan serta tindakan balasan kami untuk mengantisipasi provokasi mereka," sebut dia.

Menurutnya, pihak AS merupakan pihak yang paling bertanggungjawab atas memburuknya situasi di Semenanjung Korea. Negaranya pun turut terkena imbas atas kebijakan yang diterapkan Negeri Paman Sam.

Ia menyebut, AS telah menerapkan kebijakan untuk memusuhi [Korea Utara]( 2679657 ""). Amerika Serikat, lanjut Dubes, ini bahkan siap menggunakan nuklir untuk memunashkan Korut.

"Ancaman nuklir AS terhadap Korut bukan fenomena sementara atau khayalan, tapi ancaman nyata yang sudah mereka tetapkan sebagai sebuah kebijakan yang sudah mereka laksanakan setiap hari kepada Korut selama puluhan tahun," ujarnya.

Oleh karena itu, negaranya tidak mau tinggal diam. Melawan ancaman nulkir dengan tindakan yang serupa dianggap Dubes An sebagai suatu bentuk pertahanan terbaik.

"Inilah sebab utama kenapa Korut terpaksa memiliki senjata nuklir dan terus memperkuatnya," sebut dia.

"Kalau AS tidak mengancam kami dengan senjata nuklir dan kami bisa menjalankan kehidupan sehari-hari dalam suasana damai seperti di Indonesia, satu buah senjata nuklir pun tidak kami butuhkan," tutup An.