Liputan6.com, Aleppo - Bana Alabed, bocah 7 tahun yang memukau dunia dengan kicauannya di Twitter tentang situasi Aleppo , berhasil dievakuasi keluar dari kota itu dan selamat. Hal itu disampaikan oleh tim penyelamat.
Dikutip dari The Independent, Senin (19/12/2016), Bana Alabed bersama dengan sekitar 3.000 orang lainnya berhasil keluar dari Aleppo timur dengan selamat. Ia akan menjumpai keluarga lainnya pada Senin ini setelah rencana evakuasi akhir pekan lalu yang sempat tertunda.
Baca Juga
Ahmad Tarakji, presiden dari Syrian American Medical Society, berkicau bahwa Bana telah aman dan baik-baik saja. Ia telah berada di luar Aleppo timur. Dalam Twitternya, Tarakji memamerkan foto Bana bersama salah seorang relawan kemanusiaan.
Advertisement
Berita baik itu datang setelah 10 bus membawa sekitar 500 warga sipil dari dua desa yang dikuasai pemberontak di utara Suriah berhasil keluar dari Aleppo timur. Iring-iringan itu mencapai area yang dikuasai pemerintah Bashar al-Assad.
Evakuasi itu melukai banyak tentara Assad dan warga dari Desa Foua dan Kfarya. Meski bus sempat dibakar dan warga terpaksa menahan dingin menanti evakuasi, akhirnya proses itu berlangsung juga.
Bana, "bintang" media sosial itu, membuka akun Twitter dengan bantuan ibunya yang bisa berbahasa Inggris pada bulan September lalu. Kicauan sehari-hari Bana berkisah tentang keinginannya untuk sekolah.
Fateemah, sang ibu, juga kerap mengunggah agar komunitas internasional membantu Suriah menghentikan serangan udara.
Dua minggu sebelum evakuasi, Fateemah sempat men-tweet rumah mereka hancur karena serangan udara dan ayahnya luka. Kedua ibu dan anak sempat mengunggah pesan "selamat tinggal" dan menghapus akun itu ketika tentara Suriah mulai meringsek masuk ke kawasan yang dikuasai pemberontak itu.
Akun itu sempat mengundang kontroversi dan kritikan, termasuk dari Presiden Bashar al-Assad yang percaya itu akun propaganda teroris. Namun setelah investigasi secara independen, kedua orang itu benar adanya.
Alabed dipercaya berada di Idlib, kawasan yang juga masih dikuasai oleh pemberontak. Namun kondisi kota itu setali tiga uang dengan Aleppo. Ditambah dengan kedatangan pengungsi, kota itu bakal kewalahan. Tak cukup tempat penampungan dan bahan pangan, terutama menjelang musim dingin.
Idlib sendiri juga sempat dihujani serangan udara dalam beberapa bulan terakhir, yang menurut para analisis akan terus berlanjut.
Senin ini, Dewan Keamanan PBB akan mengambil suara untuk memutuskan apakah akan memperbolehkan tim internasional memonitor proses evakuasi di Aleppo. Sementara itu Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat mengatakan setuju untuk mengizinkan pengawasan dari pihak asing.