Liputan6.com, Tokyo - Kebakaran besar melanda Jepang bagian utara. Sebanyak 140 bangunan hangus terbakar dan memicu dilakukannya evakuasi pada Kamis 22 Desember 2016 waktu setempat.
"Dua orang terluka dan memaksa pihak berwenang untuk memobilisasi pasukan militer," kata pihak berwenang seperti dikutip dari Japan Today, Jumat (23/12/2016).
Baca Juga
Menurut rekaman langsung aerial di TV Jepang, terlihat kobaran api besar berwarna oranye, dengan asap tebal abu-abu yang 'melahap' bangunan di Kota Itoigawa di Niigata Prefecture.
Advertisement
Sebanyak 155 personel tentara dan 25 kendaraan pemadam tiba di kota pantai itu pada sore hari, setelah Gubernur Niigata Ryuichi Yoneyama meminta bantuan.
Menurut seorang pejabat prefektur Niigata, api mulai berkobar sekitar pukul 10.28 di sebuah restoran China. Total setidaknya 17 mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke daerah itu.
Siang yang semakin tenggelam, membuat warna kobaran api begitu terlilhat menyala. Kontras dengan langit yang mulai gelap, sedangkan bara apinya membara di beberapa struktur bangunan.
"Kita masih bisa melihat api dan asap membumbung di daerah itu dari balai kota," tutur seorang pejabat kota Atsuhiro Kawanami di sore hari.
Kobaran api akhirnya berhasil dikendalikan pada Kamis malam, lebih dari 10 jam setelah berkobar. Sekitar 140 rumah dan bangunan rusak, sementaraitu 65 warga dievakuasi dari rumah mereka ke auditorium di sebelah Balai kota.Â
"Ini adalah area yang banyak terdapat banyak rumah tinggal dan toko-toko," kata Kawanami. "Tetapi kebakaran terjadi pada siang hari, jadi kami pikir tak banyak korban karena penghuninya pergi."
Menurut website resmi prefektur, Itoigawa terletak di pantai utara Laut Jepang (East Sea) dan memiliki populasi 44.510 orang.
NHK melaporkan, kebakaran yang mendominasi media di Jepang itu menyebar dengan cepat karena hembusan angin kencang.
"Ini adalah daerah yang penuh sesak dengan mayoritas struktur kayu, yang merupakan jenis townscape rawan kebakaran. Sehingga menyebar dengan cepat," ujar profesor Ai Sekizawa di Tokyo University of Science and pakar proteksi kebakaran.
"Angin yang berhembus kuat," tambah Sekizawa.
"Hal ini menciptakan kondisi yang membuat api menyebar dengan cepat, sementara di sisi lain api sulit diatur," jelas Sekizawa.
Warga menyuarakan rasa takut dan frustrasi atas kejadian tersebut.
"Saya pergi ke rumah sakit, dan ketika aku pulang, aku bahkan tidak bisa mendekati rumahku," kata wanita 85 tahun yang menginap di fasilitas kota.
"Puing api terbang ke sekitarnya. Itu sebabnya bangunan yang berada jauh tiba-tiba terbakar dan menjadi skala besar. Aku belum pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya,"Â seorang pria di lingkungan kepada NHK.
Meskipun kobaran api sangat besar, hanya ada dua orang yang terluka dalam insiden tersebut. Keduanya adalah perempuan berusia sekitar 40-an.
Salah satu pejabat pemadam kebakaran menyebut, satu korban cedera akibat menghirup asap dan lainnya merupakan karyawan pemerintah prefektur yang jatuh lalu terbentur kepalanya.