Sukses

Apakah Rambut dan Kuku Manusia Tetap Tumbuh Setelah Meninggal?

Desas-desus menyebut, ada jasad ditemukan dalam kondisi rambut dan kuku yang memanjang. Ini penjelasan ilmiahnya.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penggambaran mengerikan disajikan dalam Novel 'All Quiet on the Western Front' (Im Westen nichts Neues) karya Erich Maria Remarque, tentang tokoh protagonis, seorang veteran Perang Dunia I yang membayangkan kuku rekannya yang gugur memanjang di liang kubur.

Sejumlah desas-desus dalam masyarakat juga menyebut, ada jasad dalam makam yang digali kembali atau dipindahkan, ditemukan dalam kondisi rambut dan kuku yang memanjang.

Benarkah rambut dan kuku bisa memanjang setelah seseorang meninggal dunia?

Seperti dikutip dari situs sains LiveScience, jawabannya adalah tidak mungkin.

"Setelah tubuh manusia meninggal dunia, tidak ada lagi kandungan glukosa," kata Dr. Doris Day, ahli kulit atau dermatolog di New York, yang juga praktik di Lenox Hill Hospital, seperti dikutip dari LiveScience, Sabtu (24/12/2016).

Biasanya, kuku manusia tumbuh sekitar 0.1 milimeter per hari -- yang kian berkurang seiring pertambahan usia seseorang.

Untuk tumbuh, diperlukan glukosa -- gula monosakarida, salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.

Lantas, mengapa ada kesaksian sejumlah orang yang mengaku melihat rambut dan kuku orang yang telah meninggal memanjang?

Dijelaskan Day, setelah kematian, jasad manusia mengalami dehidrasi, yang menyebabkan kulit menyusut.

Kondisi tersebut memperlihatkan bagian-bagian dari kuku dan rambut yang dulunya berada di bawah kulit -- membuatnya terlihat lebih panjang dari sebelumnya.

Selain itu, berdasarkan studi dalam jurnal British Medical Journal tahun 2007, sistem pengaturan hormonal kompleks yang mengarahkan pertumbuhan rambut dan kuku, tak mungkin terjadi ketika seseorang telah meninggal dunia.

Video Terkini