Liputan6.com, Taipei - Para pengunjuk rasa yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis berkumpul di luar gedung parlemen Taiwan pada hari amandemen undang-undang sipil yang melangkah menuju kesetaraan pernikahan.
Beberapa pengunjuk rasa mencoba memanjat pagar kompleks gedung parlemen, tapi polisi mendorong mereka kembali turun.
Baca Juga
[bacajuga:Baca Juga](2685235 2673430 2625575)
Advertisement
Dikutip dari Euronews pada Selasa (27/12/2016), seorang pengunjuk rasa mencetuskan, "Saya amat khawatir tentang masa depan, karena suatu negara seharusnya berdasarkan kepada sistem satu laki satu wanita, satu suami satu istri."
"Hal ini telah menjadi bangunan nasional kita sejak lama."
Para pendukung reformasi peraturan juga berdemonstrasi, tapi di tempat yang berbeda. Tapi polisi dan pengorganisasi unjuk rasa sama-sama berusaha keras memisahkan dua kelompok guna menghindari bentrokan.
Menurut seorang pendukung pernikahan sejenis, "Menurut saya cinta di antara manusia sangat alamiah, sehingga saya tidak habis pikir mengapa orang yang saling mencintai dilarang menikah, hanya karena mereka menyukai pria, wanita atau transgender. Kita harus bersuara."
Parlemen diduga tidak akan membahasnya lagi hingga tahun depan. Sebagai catatan, sekarang ini, secara hukum, kaum homoseksual di Taiwan tidak boleh menikah.
Sejumlah pihak yang menolak mengatakan bahwa isu ini sedemikian pentingnya sehingga harus diputuskan melalui referendum.