Liputan6.com, Aleppo - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Damaskus Suriah secara resmi menerbitkan pernyataan tertulis untuk publik terkait Suriah.
Langkah itu dilakukan sebagai verifikasi atas pemberitaan yang tidak berimbang mengenai Suriah, juga karena semakin banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat Indonesia umumnya dan WNI beserta pelajar Tanah Air di luar negeri.
Baca Juga
Dalam keterangan tertulis yang beredar pada 27 Desember 2016 dan diterima Liputan6.com Kamis (29/12/2016), disebutkan ada 15 butir penjelasan terkait Suriah.
Advertisement
Berikut kelima belas fakta yang disebutkan oleh ketua PPI Damaskus Suriah Susilo Priyadi:
1. Sebelum konflik (2011), Suriah termasuk dalam 5 besar kategori negara-negara dengan tingkat kriminalitas terendah.
2. Suriah adalah negara sekuler-sosialis, multi-etnis (Arab, Kurdi, Armenia, Turkman dan lainnya), multi-agama dan sekte (Muslim Sunni, Syiah, Kristen Katolik, Ortodox Timur, Ortodox Syria, Protestan, Druze & Atheis).
3. Kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik, air dan roti disubsidi oleh pemerintah.
4. Pendidikan dan pelayanan kesehatan di rumah sakit negeri disubsidi penuh oleh pemerintah.
5. Kehidupan beragama di Suriah cukup moderat dan sangat toleran.
Konflik Suriah dan Isu WNI
6. Suriah merupakan negara yang sangat concern terhadap problematika Palestina dan menjadikannya sebagai isu nasional.
7. Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah terdiri dari:
– PRT yang tersebar hampir di seluruh provinsi.
– Dan para pelajar yang hanya berada di ibukota Damaskus.
8. Konflik di Suriah bukanlah konflik sektarian. Melainkan konflik yang berkaitan erat dengan berbagai kepentingan politik regional dan global.
9. Tentara Nasional Suriah merupakan tentara yang terdiri dari berbagai suku dan agama.
10. Secara geografis, letak provinsi Aleppo sangat strategis dan merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota Damaskus yang terkena imbas konflik paling parah, sehingga diperebutkan oleh kelompok-kelompok yang terlibat konflik.
Advertisement
Imbauan untuk RI
11. Menghimbau pemerintah RI untuk mewaspadai WNI yang pernah terlibat konflik Suriah dan melakukan kordinasi dengan Perkumpulan Alumni Syam Indonesia (AL-SYAMI) sebagai wadah resmi alumni PPI Suriah di tanah air.
12. PPI Suriah mengecam keras segala bentuk kekerasan atas nama agama dan segala bentuk aksi yang dapat mengancam kesatuan NKRI atau menggangu keharmonisan bersama.
13. Mengimbau masyarakat Indonesia yang ingin memberikan bantuan untuk warga Suriah agar disalurkan melalui lembaga resmi yang dikordinasikan dengan perwakilan RI setempat.
14. Mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya.
15. Mengimbau kepada pemerintah Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam penyelesaian konflik di Suriah melalui jalur diplomasi di forum-forum internasional.