Liputan6.com, Tunis Kecelakaan kereta tragis terjadi di Tunisia. Sebuah sepur menghantam bus hingga terbelah dua.
"Sedikitnya lima orang tewas dan lebih dari 50 lainnya cedera atas insiden pada Rabu 28 Desember, ketika kereta menabrak bus umum sebelum fajar dekat Tunis," demikian disampaikan Kementerian Dalam Negeri Tunisia dikutip dari Japan Times, Kamis (29/12/2016).
Baca Juga
Bus gandeng terbelah dua ketika dihantam saat melintas di rel sekitar pukul 06.00 (05.00 GMT) di dekat Sidi Fathallah, sekitar 10 km (6 mil) selatan ibukota.
Advertisement
"Lima orang termasuk seorang anak-anak tewas, 52 lainnya dibawa ke rumah sakit dengan mayoritas mengalami luka serius," jelas kementerian tersebut.
"Di antara yang terluka delapan di antaranya adalah tentara," lapor stasiun radio Mosaique FM.
Seorang pejabat pengadilan setempat mengatakan sinyal dan gerbang keamanan dalam kondisi rusak saat kecelakaan terjadi.
"Kerusakan itu merupakan penyebab tabrakan," jelas juru bicara pengadilan Moez Bouraoui.
Perusahaan kereta api nasional setempat mengatakan telah memulai penyelidikan untuk menentukan penyebab kecelakaan.
Presiden Beji Caid Essebsi mengunjungi beberapa korban cedera di rumah sakit Ben Arous. "Saya diberitahu bahwa sinyal kereta tak berfungsi selama lebih dari 15 hari," katanya.
"Ini tidak normal ... kita harus mengakhirinya, itu adalah tanggung jawab semua orang."
Menteri Transportasi Tunisia, Anis Ghedira kemudian menyerukan langkah-langkah baru terhadap perusakan dan pencurian pagar pengaman.
"Kami harus mengatur kesadaran kampanye tentang pentingnya peralatan yang melindungi kehidupan,"Â jelas Ghedira.
Setelah bertemu Perdana Menteri Youssef Chahed, Ghedira memutuskan untuk memberhentikan Sabiha Derbal, kepala perusahaan kereta api nasional Tunisia SNCFT. Demikian disampaikan presiden perusahaan tersebut, Mofdi Mssedi.
Pihak berwenang di Tunisia juga menyerukan kehati-hatian yang lebih besar di jalan setelah kecelakaan termasuk tabrakan antara bus dan truk pada Agustus lalu, yang menewaskan 16 orang dan melukai 85 lainnya.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia 2015, Tunisia memiliki tingkat kematian akibat lalu lintas terburuk kedua per kapita di Afrika Utara, setelah Libya yang dilanda perang.
Tunisia tercatat memiliki 24,4 kematian per 100.000 penduduk. Menurut data dari tahun-tahun sebelumnya, hal itu jauh dari Libya sebesar 73,4 tetapi jauh lebih tinggi dari Inggris yang hanya 2,9.