Sukses

Rencana Presiden Taiwan untuk Transit di AS Mengusik Emosi China

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen disebut-sebut akan transit di AS selama lawatannya ke sejumlah negara Amerika Latin. China pun meradang.

Liputan6.com, Taipei - Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen berencana transit di Amerika Serikat (AS) pada awal bulan depan. Hal ini dilakukan Tsai sebagai bagian dari rangkaian lawatannya ke beberapa negara Amerika Latin.

Mendengar rencana tersebut pemerintah China naik pitam. Mereka meminta AS tidak mengizinkan delegasi kepresidenan Taiwan transit di Negara Paman Sam.

China menegaskan AS harus menghormati kebijakan satu China. Kebijakan tersebut merupakan landasan hubungan bilateral antar kedua negara selama ini.

Menurut otoritas China, mereka menaruh kecurigaan, momen transit di AS akan dipakai Tsai untuk melakukan pertemuan dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump.

Jika pertemuan tersebut benar-benar terlaksana, China mengatakan Tsai akan meminta AS mengakui kemerdekaan formal Taiwan sebagai sebuah negara berdaulat.

Tsai sendiri direncanakan meninggalkan Taiwan pada 7 Januari untuk melakukan kunjungan ke empat negara Amerika Latin yakni, Honduras, Nikaragua, Guatemala dan El Salvador.

Terkait di mana Tsai dan rombongan akan transit di AS, kantor kepresidenan Taiwan memilih bungkam.

"Detail resmi mengenai tempat transit kami rahasiakan setidaknya sampai akhir pekan ini," ucap pernyataan resmi kantor kepresidenan Taiwan seperti dikutip dari Chanel News Asia, Jumat, (30/12/2016).

Sampai saat ini China masih menganggap Taiwan sebagai bagian negaranya. Hanya saja, mereka melihat status Taiwan sebagai provinsi yang sedang memberontak.

Tiongkok lewat kebijakan satu china melarang negara-negara yang menjalin hubungan bilateral dengannya untuk mengakui kedaulatan Taiwan.

Pada awal bulan ini Trump membuat China marah. Ia mengatakan komitmen menghormati kebijakan satu China akan dia kaji ulang saat resmi memimpin AS.

AS dulunya punya hubungan bilateral dengan Taiwan. Namun pada 1979 mereka memutus hubungan tersebut karena memilih mengakui kebijakan satu China.

Sampai sekarang, hanya 21 negara yang menjalin hubungan bilateral dengan Taiwan. Kebanyakan adalah negara kecil dan miskin di Amerika Latin dan Pasifik.