Sukses

Putin: Rusia Tidak Akan Mengusir Diplomat AS

Presiden Putin menegaskan tidak akan membalas sanksi AS. Respons Moskow menurutnya akan bergantung pada pemerintahan Trump.

Liputan6.com, Moskow - Kremlin tidak akan melakukan tindakan tit for tat atau pembalasan menanggapi sanksi keras Amerika Serikat (AS) berupa pengusiran terhadap 35 diplomat Rusia. Hal tersebut ditegaskan Presiden Vladimir Putin.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov sebelumnya sempat mengatakan bahwa ia telah merekomendasikan untuk membalas Negeri Paman Sam dengan tindakan serupa, yakni mengusir 35 diplomat AS. Dan tak lama Putin muncul untuk menegaskan, tidak ada upaya balasan dari pihaknya, setidaknya untuk saat ini.

Lavrov juga menyarankan agar Rusia memutuskan izin penggunaan sejumlah bangunan oleh AS sebagaimana Washington menolak akses Moskow terhadap dua compound atau bagunan milik Moskow di AS.

Namun usulan Lavrov dimentahkan Putin, setidaknya selama periode tahun baru.

"Kami tidak akan menimbulkan masalah bagi diplomat Amerika. Kami tidak akan mengusir siapa pun. Kami tidak akan melarang penggunaan tempat rekreasi selama libur tahun baru," tegas Putin melalui situs resmi Kremlin seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu, (31/12/2016).

Presiden Rusia itu menjelaskan, respons utama Kremlin tergantung pada sikap AS ke Rusia kelak di bawah pemerintahan Trump. Presiden AS terpilih itu telah berkali-kali melontarkan penilaian bernada positif terhadap Putin.

"Sementara kami berhak untuk menanggapi, kami tidak akan menurunkan level diplomasi pada tingkatan yang tidak bertanggung jawab dan kami akan menerapkan langkah-langkah lebih lanjut untuk membantu menghidupkan kembali hubungan Rusia-AS berdasarkan kebijakan yang ingin dicapai oleh pemerintahan Donald Trump," kata Putin.

Selain menegaskan sikap Rusia, dalam pernyataan tertulis tersebut, Putin juga mengucapkan selamat tahun baru kepada Barack Obama, Trump, dan seluruh rakyat AS. Ia bahkan mengundang semua anak dari diplomat AS di Rusia untuk merayakan tahun baru dan menikmati pohon Natal di Kremlin.

Lazimnya, pengusiran diplomat akan disikapi dengan balasan serupa. Pada tahun 2001, pemerintahan AS di bawah George W Bush mengusir 51 diplomat Rusia karena dituding sebagai mata-mata.

Rusia menanggapinya dengan langkah yang sama, mendepak 50 diplomat AS.

"Aksi balasan adalah hukum dalam diplomasi dan hubungan internasional," kata Lavrov sebelum pernyataan tertulis Putin mencuat.

Selama ini, intelijen AS meyakini bahwa Rusia memerintahkan serangan siber ke komputer milik Komite Nasional Demmokrat, Hillary Clinton, dan organisasi politik lainnya sebagai upaya untuk memengaruhi pemilu demi mendukung Trump.

Hal itulah yang memicu tindakan pengusiran 35 diplomat Rusia tersebut. Para diplomat Rusia diberikan waktu 72 jam untuk angkat kaki dari Negeri Paman Sam.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova bereaksi keras. Melalui status di media sosial Facebook, Zakharova menuliskan, "Orang-orang yang telah menghabiskan 8 tahun terakhir di Gedung Putih bukanlah sebuah pemerintahan: mereka adalah sekelompok pecundang kebijakan luar negeri yang sakit hati dan berpikir pendek. Hari ini, Obama secara resmi membuktikannya."