Liputan6.com, California - Terlepas dari kenyataan bahwa kebanyakan orang menghabiskan 1 Januari melawan mabuk dan mengantuk, penelitian telah mengungkapkan bahwa hari itu adalah saat yang paling berbahaya tiap tahunnya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of California mengumpulkan data dan menemukan bahwa ada lonjakan kematian selama dua minggu di sekitar Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga
Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa hari yang paling mungkin untuk meninggal dari penyebab alami adalah yang pertama dari tahun baru, 1 Januari.
Advertisement
Untuk menentukan studi ini, para peneliti memeriksa sertifikat kematian yang dikeluarkan selama periode 25 tahun di AS. Demikian dikutip dari Daily Mail, Minggu (1/1/2017).
Banyak penelitian sebelumnya menemukan bahwa peningkatan kematian yang berhubungan dengan upaya menyakiti diri sendiri, kecelakaan, dan pembunuhan pada suasana liburan, terjadi pada 1 Januari. Dan, jarang yang ada mengaitkannya dengan penyebab alami kematian.
Kematian penyebab alami yang dimaksud adalah orang yang meninggal akibat penyakit dan usia tua, bukan kecelakaan atau pembunuhan.
Oleh karena itu penulis studi menyelidiki dan menemukan kecenderungan yang signifikan, dengan 5 persen lebih banyak orang meninggal pada tanggal 1 Januari dari penyebab alami dari pada hari-hari lain.
Sementara fakta ini mudah dicari dengan data, alasan mengapa hal itu terjadi tidak diketahui.
"Pola ini muncul di setiap penyebab alami kematian, tetapi tidak untuk penyebab eksternal seperti kecelakaan mobil," kata salah satu penulis, David Phillips, mengatakan kepada Washington Post.
"Sulit untuk memahami mengapa itu terjadi," lanjutnya.
Sedangkan kesimpulan dari penelitian ini adalah merekomendasikan lebih banyak penelitian dilakukan di berbagai wilayah.Â
"Ini bukan hanya misteri biasa, tetapi misteri yang orang bahkan tidak mau mencoba untuk terlibat dengan hal itu," kata Phillips, yang menyatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya penelitian lebih lanjut tentang topik ini.
Moral dari cerita ini adalah jika Anda merasa tidak sehat pada hari Tahun Baru, terutama jika Anda menderita suatu penyakit, mungkin lebih baik ke rumah sakit.
'Momok' 1 September, Banyak Siswa Bunuh Diri
Sementara, di Jepang, banyak kasus siswa bunuh diri di tanggal 1 September tiap tahunnya di banding hari lainnya
Menurut kantor kabinet Jepang, 1 September adalah hari 'bersejarah' di mana jumlah anak di usia di bawah 18 tahun melakukan bunuh diri.
Menurut catatan, dari tahun 1972 hingga 2013, ada 18.048 kasus bunuh diri pada anak-anak usia sekolah di Jepang. Atau kalau di rata-ratakan, 31 Agustus ada 92 kasus bunuh diri, 1 September ada 131 anak bunuh diri, dan 2 September ada 94 kasus.
Angka tertinggi juga didapati di bulan April, ketika semester pertama tahun ajaran sekolah Jepang dimulai.
Sebuah gerakan pencegahan bunuh diri siswa 1 September dilakukan oleh Maho Kawai, seorang pustakawan di Kamakura.
Tiap sebelum tanggal 1 September ia akan berkicau dalam Twittern, ""Semester dua sudah di hadapan kita. Kalau kalian berpikir untuk bunuh diri, kenapa kalian tidak datang kepada kami? Kami punya banyak koleksi novel dan komik."
"Tidak ada yang bilang kalau kalian bersembunyi di sini. Ingatlah kami sebagai tempat kalian melarikan diri apabila kalian berpikir untuk bunuh diri di bulan September," tweet Maho."
Kicauan Maho sempat jadi kontroversi karena mengajak siswa membolos. Namun, ketika ditanggapi dengan baik, pihak komite pendidikan justru mendukung gerakan itu.
Advertisement