Liputan6.com, Istanbul - Malam tahun baru sejatinya dirayakan dengan penuh suka. Namun, tidak di Istanbul, Turki.
Negeri itu mengakhir tahun 2016 dan menyambut tahun 2017 dengan penuh air mata dan darah. Sebelumnya di bulan Desember 2016, sebuah bom kembar menewaskan tentara dan polisi.
Baca Juga
Awal tahun 2017, dibuka dengan penembakan brutal di kelab malam elite, Reina. 39 orang tewas, 16 di antaranya adalah WNA. Sementara 69 lainnya terluka.
Advertisement
Saksi mata dan keterangan CCTV mengatakan pelaku memakai baju sinterklas. Awal laporan menyebut ada dua pelaku.
Sinterklas gadungan itu membawa senapan laras panjang. Sebelum masuk ke kelab malam elite Reina Club, ia menembak mati petugas polisi. Aksi dilakukan pada Minggu 1 Januari 2017 pukul 01.45 waktu setempat.
Belakangan, menteri dalam negeri, Suleyman Soylu memastikan pelaku satu orang dan masih berkeliaran.
"Korban luka empat diantaranya parah," kata Soylu.
"Kami juga mengakui bahwa pelaku masih dalam pengejaran. Dan, ini sulit karena banyaknya pengunjung yang panik lari tunggang langgang setelah ia menghujani peluru," lanjut Soylu.
Sementara itu, AS dan otoritas Turki menyebut insiden penembakan itu adalah aksi terorisme.
"Ini adalah serangan teroris," tambah Soylu. Ia juga menegaskan, bahwa pihak otoritas tengah mengejar pelaku.