Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan yakin Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump masih akan bersikap keras ke Korea Utara. Sikap Seoul ini merujuk pada pernyataan Trump dalam menanggapi ancaman peluncuran rudal balistik antarbenua oleh Pyongyang.
Menurut Korsel, Trump menyadari urgensi ancaman program nuklir Korut dan tidak akan goyah dari sanksi yang selama ini mereka jatuhkan.
Baca Juga
Pada hari Minggu, pemimpin Korut, Kim Jong-un mengatakan akan meluncurkan rudal balistik antarbenua yang dapat menjangkau pantai-pantai AS.
Advertisement
Lantas, Trump menolak klaim tersebut dan melalui media sosial favoritnya ia mencuit, "Itu tidak akan terjadi."
Kementerian Luar Negeri Korsel menafsirkan komentar Trump tersebut sebagai "peringatan yang jelas" bagi Korut.
"Menurut kami, presiden terpilih dan pejabat AS menyadaru gravitasi dan urgensi dari ancaman nuklir Korut," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel, Cho June-hyuck seperti dilansir Reuters, Rabu, (4/1/2017).
"Mereka menjaga sikap teguh tentang perlunya sanksi terhadap Korut dan kerjasama yang erat antara Korsel-AS," tambahnya.
Hingga saat ini, Trump belum menguraikan kebijakannya terhadap Korut. Namun selama kampanye ia mengindikasikan bersedia berdialog dengan Kim Jong-un.
Terkait isu nuklir Korut, Trump sempat mengkritik China. Ia mengatakan, Tiongkok telah mendapat keuntungan dalam jalinan hubungan ekonomi dengan AS.
Namun China memilih untuk tidak menggunakan pengaruhnya demi membantu mengendalikan Korut. Hal tersebut ditanggapi oleh Tiongkok.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan, pihaknya telah mendorong denuklirisasi di Semenanjung Korea.
"Upaya China dalam hal ini sangat jelas. Sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, kami telah secara proaktif berpartisipasi dalam diskusi yang relevan tentang isu nuklir Korut dan telah bersama-sama dengan negara lain meloloskan sejumlah resolusi. Ini menunjukkan sikap China yang bertanggung jawab," tegas Geng.
Negeri Paman Sam selama ini bertahan pada prinsip hanya akan menjalin dialog dengan Pyongyang jika mereka bersedia dilucuti. Sementara Washington dan Seoul merespons dua uji coba nuklir Korut dan berbagai uji coba rudal lainnya dengan menjatuhkan sanksi yang lebih berat.
Rudal balistik atau ICBM Korut jika dikembangkan dengan sempurna disebut-sebut mampu mencapai daratan AS yang berjarak 9.000 kilometer dari Korut.
ICBM memiliki berbagai jenis, ada yang dirancang untuk menjangkau jarak 5.500 kilometer, namun ada pula yang dibuat untuk melampaui jarak 10.000 atau bahkan lebih.
Pada tahun lalu, Korut dikabarkan tengah mengembangkan komponen ICBM. Inilah yang menurut para ahli bahwa klaim peluncuran akan dilakukan dalam waktu dekat mungkin saja terjadi.