Sukses

Pembukaan McD di Dekat Vatikan Tuai Kontroversi

Restoran cepat saji McDonald's baru saja membuka tokonya tak jauh dari Basilika Santo Petrus, yakni sebuah gereja di Kota Vatikan.

Liputan6.com, Roma - Restoran cepat saji asal Amerika, McDonald atau dikenal dengan McD baru saja membuka tokonya tak jauh dari Basilika Santo Petrus, yakni sebuah gereja di Kota Vatikan.

Restoran cepat saji itu dibuka di balik eksterior Borgo Pio, yang tak jauh dari rumah spiritual bagi 1,2 miliar umat Katolik Roma pada 30 Desember lalu.

Ketika rencana pembukaan McDonald muncul pada tahun lalu, salah satu kritik paling keras disampaikan oleh Kardinal Elio Sgreccia. Ia menyebut McD jauh dari tradisi gastronomi Romawi dan merupakan makanan tak sehat.

"Toko sandwich besar di Borgo Pio merupakan hal yang mencemari," ujar Sgreccia kepada surat kabar La Repubblica pada saat itu.

"Akan lebih baik menggunakan tempat itu untuk membantu orang yang membutuhkan tempat, ruang utnuk tempat tinggal, dan bantuan bagi mereka yang menderita, sebagai Bapa Suci telah ajarkan," imbuh Sgreccia.

Meskipun kritik atas dibukanya McD muncul dari sejumlah kalangan, terlihat dua biarawati ikut menikmati menu di restoran itu pada Selasa siang, 3 Januari 2017.

Dalam sebuah pernyataan, McDonald menekankan restoran mereka berada di daerah wisata populer di luar Vatikan, meski bangunan yang ditempatinya merupakan properti milik Tahta Suci.

"Setiap kali McDonald beroperasi di dekat tempat bersejarah di mana pun di Italia, restoran ini telah sepenuhnya disesuaikan dengan memperhatikan lingkungan bersejarah," ujar perusahaan tersebut.

Dikutip dari The Telegraph, Rabu (4/1/2017), beberapa pemilik bisnis lokal telah menulis kepada Paus Fransiskus untuk menghentikan operasional McDonald yang berada di dekat Vatikan, karena dikhawatirkan akan mengganggu seni, budaya, dan identitas sosial lingkungan.

Dalam surat itu, kelompok konsumen Codacons dan sebuah komite yang dibuat untuk melindungi Borgo Pio mengatakan, daerah yang penuh dengan restoran dan toko-toko yang menjual atribut keagamaan itu telah "jenuh". Mereka juga menyebut, datangnya lebih banyak wisatawan bisa berpotensi meningkatkan risiko keamanan.

Tapi, beberapa orang yang sering berkunjung ke daerah tersebut menyambut kehadiran McDonald. Salah satunya adalah seorang perempuan Italia yang bekerja tak jauh dari lokasi, Raffaella Scarano.

"Apa pun yang baik untuk perekonomian negara, menurut saya akan baik-baik saja," ujar Scarano.

Kota-kota di Italia memberikan tekanan lebih bagi restoran cepat saji. Beberapa waktu lalu, McDonald mengajukan gugatan US$ 20.000.000 terhadap Florence setelah wali kotanya menolak permohonan untuk membuka salah satu restoran di sana.