Liputan6.com, Manila - Dua kapal Rusia, yakni anti-kapal selam Laksamana Tributs dan kapal bahan bakar Boris Butoma, telah tiba Selasa 3 Januari malam dalam kunjungan persahabatan empat hari di Manila. Kedatangan itu bukan tanpa alasan.
Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (4/1/2017), Rusia berkeinginan melakukan latihan gabungan bersama Filipina dalam membantu memerangi terorisme dan perompakan. Negeri Beruang Merah itu pun telah mengirim dua kapal perang ke Manila sebagai kontak pertama antara angkatan laut kedua negara.
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan oleh komandan Flotilla Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia, Laksamana Muda Eduard Mikhailov, dalam jumpa pers di pelabuhan Manila, 3 Januari 2017. Mikhailov pun menambahkan, Rusia telah melakukan latihan gabungan dengan Angkatan Laut Indonesia.
Advertisement
Menurutnya, masalah terbesar di dunia saat ini adalah terorisme dan perompakan. Ia menyebut bahwa dalam semua latihan gabungan yang dilakukan dengan Angkatan Laut Rusia, kedua pihak akan saling memeragakan apa yang dapat mereka lakukan dalam memerangi terorisme dan perompakan.
Mikhailov mengatakan, pihaknya bersedia membantu melatih Filipina untuk memerangi perompakan dan terorisme. Ia juga dapat berharap menjalin hubungan keamanan yang lebih kuat di kawasan.
Salah satu hal yang menjadi sorotan atas keamanan perairan Filipina adalah soal perompak, yakni Abu Sayyaf.
Selama ini kelompok militan terkiat al-Qaeda dan telah menyatakan sumpah setia kepada ISIS itu masih berkeliaran di perairan Filipina. Mereka beberapa kali menyandera anak buah kapal (ABK) asal Indonesia dan juga warga negara lain, seperti Jerman, Belanda, dan Jepang.
Di samping itu, kedekatan Filipina dengan Rusia pun semakin terlihat. Bulan lalu, Presiden Duterte mengirim menteri luar negeri dan pertahanan ke Moskow untuk menjajaki kemungkinan pembelian senjata.
Hal itu terjadi setelah seorang Senator Amerika mengatakan akan memblok penjualan 25 ribu senapan serbu ke Filipina terkait keprihatinan mengenai jumlah korban yang terus meningkat dalam perang melawan narkoba di Filipina.