Liputan6.com, Khartoum - Pemerintahan Israel menghentikan misi penyelamatan Yahudi Ethiopia pada 5 Januari 1985. Hal itu setelah negara itu telah menjalankan operasi pemindahan itu hampir dua bulan.
Operasi Musa yang telah berlangsung secara rahasia sejak 21 November 1984, ditangguhkan sejak berita mengenai pemindahan warga menggunakan pesawat diketahui publik.
Bocornya operasi tersebut memaksa Pemerintah Israel mengakui sekitar 8.000 warga Ethiopia pindah ke Israel dari bencana kelaparan yang melanda negeri itu.
Advertisement
Dilansir BBC On This Day, dunia Arab geram atas keputusan Pemerintah Sudan untuk bekerja sama dengan Israel dan memperbolehkan pesawat sewaan terbang dari Sudan. Sementara itu Perdana Menteri Israel, Shimon Peres, menegaskan bahwa Operasi Musa akan terus berlanjut.
Kaum Yahudi dari Ethiopia dikabarkan dapat menelusuri garis keturunan mereka selama hampir 3.000 tahun. Terdapat juga anggapan yang menyebut bahwa mereka kemungkinan merupakan keturunan Raja Salomo (Sulaiman) dan Ratu Sheba.
Mereka merupakan kaum minoritas di Ethiopia, di mana agama mayoritas di sana adalah Kristen dan Islam.
Komunitas Yahudi telah menderita diskriminasi, terutama dalam beberapa tahun di bawah kepemimpinan Presiden Kolonel Mengistu Haile Mariam yang melarang praktek Yudaisme dan pengajaran Bahasa Ibrani.
Operasi Musa dilakukan setelah terdapat laporan bahwa pengungsi Yahudi Ethiopia telah tiba di Sudan, di mana banyak dari mereka meninggal karena kekurangan gizi.
Beberapa dari mereka, yang kini tinggal di Israel, mengklaim bahwa rincian Operasi Musa dibocorkan oleh warga Israel yang khawatir akan meningkatnya jumlah pengungsi Ethiopia di negara tersebut.
Sampai saat ini, mereka tidak diberi status Yahudi. Opini publik yang mencuat di Israel menyebut pemerintah memiliki motif beragam untuk menjalankan Operasi Musa.
Beberapa di antaranya meyakini alasan pemerintah adalah murni karena kemanusiaan. Namun sejumlah pihak berpikiran bahwa pengungsi dari Ethiopia hanyalah imigran yang menetap di Israel an menaikkan jumlah penduduk.
Saat ini terdapat sekitar 10.000 hingga 15.000 orang Yahudi dari Ethiopia yang tinggal di Israel.
Diperkirakan masih ada warga Yahudi yang tertinggal di desa-desa yang dilanda kelaparan di Ethiopia dan 1.000 pengungsi di kamp-kamp pengungsi Sudan.
Kaum Yahudi Ethiopia yang tinggal di Israel mengklaim publisitas seputar operasi telah membahayakan keselamatan pengungsi di Sudan.
Tak hanya penghentian misi penyelamatan Yahudi Ethiopia oleh Israel, di tanggal 5 Januari 1976, pemimpin Khmer Merah, Pol Pot mengumumkan konstitusi baru bagi Kamboja. Dengan disahkannya konstitusi tersebut nama Kamboja resmi diubah menjadi Kampuchea.
Tidak hanya mengubah nama, langkah lain juga diambil oleh pemimpin yang dikenal dengan kekejamannya ini. Pol Pot resmi mengganti ideologi negaranya menjadi komunis.
Selain itu, pada 5 Januari 2001 laporan mengenai kasus dokter pembunuh serial terkuak. Menurut laporan itu, mantan dokter umum Harold Shipman telah membunuh lebih dari 300 pasiennya.
Ia dijuluki sebagai pembunuh serial Inggris paling mematikan abad ini. Laporan itu berasal dari The Greater Manchester Family Doctor, yang telah mencatat lebih dari 297 kematian sepanjang 24 tahun kariernya.