Sukses

Kolombia Protes Staf PBB yang Menari dengan Pemberontak FARC

Kolombia menekankan pentingnya bagi staf PBB untuk menjaga netralitas.

Liputan6.com, Bogota - Pemerintah Kolombia meminta misi PBB yang bertugas mengawasi demobilisasi pemberontak FARC untuk menjaga netralitasnya.

Pernyataan tersebut muncul setelah beredar sebuah video yang menunjukkan staf PBB menari dengan anggota pemberontak FARC dalam perayaan Tahun Baru.

FARC atau Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia saat ini tengah memulai demobilisasi. Ini adalah langkah awal dalam kesepakatan damai dengan pemerintahan Presiden Juan Manuel setelah perang lebih dari lima dekade.

Misi PBB bertugas mengamankan semua senjata milik FARC dan menjalankan puluhan kamp demobilisasi.

Dalam sebuah surat terbuka, Duta Besar Kolombia untuk PBB, Maria Emma Mejia, mengatakan, perilaku yang ditunjukkan staf PBB dalam video tersebut adalam sumber dari kekhawatiran besar dan mengejutkan.

"Perilaku jenis ini mendistorsi profesionalisme dan netralitas yang harusnya menjadi ciri tim yang merupakan mekanisme tripartit untuk memantau dan memverifikasi gencatan senjata dan penyerahan senjata secara definitif," tulis surat tersebut seperti dikutip dari Reuters, Kamis, (5/1/2017).

Dalam surat tersebut PBB juga didesak untuk memastikan agar kejadian serupa tidak terulang.

"Demi menjaga kepercayaan publik terhadap organisasi multinasional," sebut surat tersebut.

Menanggapi protes dari Kolombia, PBB mengatakan, aksi stafnya yang dipertontonkan dalam video itu tidak pantas. Dan PBB akan mengambil langkah-langkah untuk menghindari keraguan publik atas profesionalisme mereka.

Sementara itu menurut FARC reaksi Kolombia terhadap video itu terlalu berlebihan.

"Mari kita tinggalkan kebencian dan melangkah ke arah perdamaian dan rekonsiliasi," cuit pemimpin FARC, Rodrigo Londono melalui media sosial Twitter dengan menambahkan hastag "Aku menari untuk perdamaian."

Saat ini terdapat 280 staf PBB yang menjadi bagian dari misi demobilisasi.