Liputan6.com, Mexico City - Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang cukup tinggi memicu sejumlah protes, penjarahan, dan blokade jalan di Meksiko.
Menurut keterangan pejabat, pihak berwenang menangkap lebih dari 250 orang atas perampokan dan tindakan vandalisme di seluruh Meksiko pada pekan ini.
Baca Juga
Atas naiknya harga tersebut, sejumlah warga melakukan unjuk rasa, di mana beberapa di antaranya dilakukan dengan damai. Namun di daerah lain, penjarahan toko marak terjadi.
Advertisement
Dilansir dari Time, Asosiasi retailer Meksiko ANTAD, mendesak pemerintah federal dan negara untuk campur tangan dengan cepat. Mereka mengatakan sebanyak 79 toko telah dijarah dan 170 lainnya terpaksa tutup akibat blokade.
Tak hanya itu, di tempat lain terdapat sekelompok warga yang berteriak-teriak untuk mendapatkan BBM.
Wali kota Mexico City Migue Angel Mancera mengatakan, beberapa hari setelah harga BBM naik sebesar 14 hingga 20 persen, warga Meksiko harus berjuang menghadapi kenaikan inflasi dan melemahnya nilai tukar.
Dikutip dari CNN, Jumat (6/1/2017), pejabat telah mengumumkan pada Desember 2016 bahwa mereka berencana menaikkan harga bahan bakar minyak, di mana beberapa di antaranya lebih dari 20 persen.
Presiden Enrique Pena Nieto menyebut kenaikan tersebut merupakan "perhitungan bertanggung jawab atas stabilitas ekonomi".
Pena Nieto tak hanya menghadapi protes atas keputusannya dalam menaikkan harga bahan bakar minyak. Ia telah menuai kritik atas caranya menghadapi perang narkoba, dugaan korupsi di pemerintahannya, dan keputusannya untuk bertemu dengan Donald Trump dalam masa kampanye.
Ini merupakan waktu di mana warga Meksiko bersiap untuk merayakan Three Kings Day, di mana anak-anak biasanya menerima hadiah. Namun kenaikan harga BBM secara mendadak membuat mereka lesu untuk merayakan tradisi itu.