Sukses

Pimpin ASEAN, Filipina Tak Akan Bahas Laut China Selatan

Selama memimpin ASEAN, Filipina menegaskan tidak akan mengangkat isu Laut China Selatan dalam pertemuan tingkat kepala negara.

Liputan6.com, Jakarta Pada 2017 ini, ASEAN akan dipimpin oleh Filipina. Selama mengepalai ASEAN, Filipina memastikan tidak akan membawa isu Laut China Selatan dalam berbagai forum pertemuan antar pemimpin negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Keterangan tersebut disampaikan Deputi Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo. Rencananya KTT ASEAN akan diselenggarakan pada April 2017 ini.

"Keputusan Den Haag tidak akan ada di agenda," ucap Manolo, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (6/1/2016).

"Jadi kami tidak akan membahas hasil putusan (pengadilan arbitrase soal Laut China Selatan)," sambung dia.

Para pertengahan tahun lalu, Pengadilan Arbitrase di Den Haag memutuskan menolak klaim Tiongkok di Laut China Selatan. Kasus tersebut dibawa Filipina yang kala itu dipimpin oleh Presiden Beniqno Aquino III ke pengadilan internasional.

Meski memenangkan gugatan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada bulan lalu menekankan negaranya sebisa mungkin akan menghindari konfrontasi dengan China.

Yang lebih mengejutkan lagi, Duterte memastikan mereka tak akan menekan China untuk mematuhi putusan pengadilan.

Sejak lama Laut China Selatan menjadi pusat pertikaian dari negara anggota ASEAN dan China. Negara Asia Tenggara seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam menolak klaim Tiongkok.

China sendiri diketahui mengklaim sejumlah besar bagian di Laut China Selatan yang mengandung kekayaan laut dan energi berlimpah.

Demi mencegah meluasnya masalah, sejak tahun 2010, ASEAN dan China berdiskusi menyusun tata perilaku (CoC) di Laut China Selatan. Namun, sampai sekarang kesepakatan tersebut belum terwujud.