Liputan6.com, Warsaw - Hujan salju ekstrem dan temperatur di bawah nol derajat Celcius mengakibatkan sejumlah orang meninggal dan terganggunya transportasi di negara-negara Eropa.
Menurut keterangan pejabat, setidaknya 10 orang meninggal karena kedinginan di Polandia dalam beberapa hari terakhir. Suhu terendah di negara itu mencapai minus 20 derajat Celcius pada Sabtu, 7 Januari 2017.
Baca Juga
Akibat cuaca ekstrem tersebut, sejumlah pesawat tidak dapat mengudara dan layanan feri terganggu di beberapa tempat di seluruh Eropa.
Advertisement
Menurut kantor berita Turki Anadolu, salju lebat di Istanbul memaksa Turkish Airlines membatalkan lebih dari 650 penerbangan. Selat Bosphorus juga ditutup dan perjalanan menggunakan feri juga tidak beroperasi.
Dikutip dari The Independent, Minggu (8/1/2017), sejumlah tempat di Italia selatan dilaporkan terkubur di bawah salju setinggi satu meter. Air mancur di St Peter's Square Roma juga dikabarkan membeku selama semalam.
Musim dingin kali ini juga telah menjadi yang terdingin bagi Rusia selama 120 tahun, di mana suhu di Moskow mencapai minus 30 derajat Celcius dan minus 24 derajat Celcius di St. Petersburg.
Di kota terbesar kedua di Yunani, Thessaloniki, suhu mencapai minus 7 derajat Celcius dan di Atena mencapai 9 derajat Celcius. Di beberapa kepulauan Yunani, termasuk Lesbos, terjadi hujan salju lebat.
Sementara itu di bekas resor ski Olimpiade Sarajevo di Bosnia, banyak pemain ski mengurungkan niat untuk bermain menyusul menurunnya suhu hingga mencapai minus 27 derajat Celcius.
Di Swiss, suhu terendah tercatat di desa La Brevine, yakni mencapai suhu minus 29,9 derajat Celcius pada Jumat 6 Januari 2017.
Desa itu juga pernah menjadi tempat terdingin di Swiss, yakni minus 41,8 derajat Celcius pada 12 Januari 1987.