Liputan6.com, Yerusalem - Empat tentara Israel tewas dalam sebuah serangan truk di Yerusalem pada Minggu 8 Januari 2017 waktu setempat.
Militer Israel mengatakan, seorang perwira perempuan dan tiga kadet tewas dalam serangan itu, di mana 17 lainnya mengalami luka-luka. Polisi mengatakan, tiga dari korban tewas adalah perempuan.
Peristiwa itu terjadi saat para tentara turun dari bus yang membawa mereka ke Armon Hanatziv, yang merupakan bagian dari kegiatan educational tour.
Advertisement
Dikutip dari Huffington Post, Senin (9/1/2017), polisi mengidentifikasi pengemudi truk sebagai warga Palestina. Pelaku berusia 28 tahun bernama Fadi Ahmad Hamdan Qunbor itu tewas setelah ditembak oleh pihak berwenang.
Juru bicara kepolisian Micky Rosenfeld mengatakan, sembilan warga Jabel Muakbar, termasuk lima anggota keluarga penyerang, ditangkap karena dicurigai telah membantu aksi tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi tempat kejadian dan memangil kabinet keamanannya untuk membahas respons Israel atas peristiwa itu. Ia mengatakan, pasukan keamanan mengendalikan akses masuk dan keluar dari lokasi sekitar kejadian.
"Kami tahu identitas penyerang. Menurut semua tanda-tanda, ia adalah pendukung ISIS," ujar Netanyahu menanggapi peristiwa serangan truk Yerusalem.
Sebuah sumber pemerintah mengatakan, Netanyahu telah menyerukan pembongkaran rumah pelaku dan tubuhnya tidak dikembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan.
Kepala polisi nasional, Roni Alsheich, mengatakan kepada awak media bahwa ia tak bisa mengesampingkan bahwa pelaku telah termotivasi oleh serangan truk di pasar Natal Berlin yang menewaskan 12 orang pada bulan lalu.
"Sulit masuk ke dalam pikiran setiap individu untuk menentukan hal yang mendorongnya, tetapi tidak ada keraguan bahwa hal ini memiliki efek," ujar Alsheich kepada awak media.
Insiden serupa juga terjadi pada Juli 2016 lalu, di mana serangan truk terjadi Nice, Prancis. Akibat peristiwa yang diklaim dilakukan oleh ISIS itu, hampir 90 orang menjadi korban jiwa.