Sukses

Obama: Gedung Putih Bukan 'Bisnis Keluarga'

Obama juga memperingatkan bahwa ini bukan masa kampanye lagi. Trump harus bisa membedakan bahwa ia kini menghadapi realitas sebenarnya.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden AS yang umurnya tinggal hitungan hari, Barack Obama, menasihati penggantinya, Donald Trump. Kali ini, ia mengatakan jangan coba-coba memperlakukan Gedung Putih dengan cara sama seperti Trump mengatur sebagai sebuah bisnis keluarga.

Nasihat itu Obama katakan dalam wawancara dengan ABC News. Suami dari Michelle tersebut juga mengatakan bahwa Trump harus menghormati institusi di AS.

"Setelah Anda bersumpah, Anda sekarang bertanggung jawab atas organisasi terbesar di Bumi," kata Obama dalam wawancara seperti dilansir BBC, Senin (9/1/2017).

Obama juga memperingatkan bahwa ini bukan masa kampanye lagi. Trump harus bisa membedakan bahwa ia kini menghadapi realitas sebenarnya: menjadi orang nomor satu di AS yang disorot dunia. 

"Ada dunia kapitalis dan pasar keuangan dan orang di seluruh dunia yang akan memandang serius dengan apapun yang dikatakan oleh Trump," tegas Obama.

Tak hanya itu, Obama juga membahas soal laporan intel AS terkait dengan serangan siber Rusia dan percobaan mempengaruhi kampanye pilpres 2016 lalu.

Ia mengatakan bahwa ia sempat 'menyepelekan' dampak dari serangan itu.

"Saya pikir saya menyepelekan informasi itu. Karena sempat ada kemungkinan bahwa itu salah,... tapi ternyata berdampak," jelasnya.

Obama juga mengatakan sebuah percakapan antara dia dan Trump mengetengahkan masalah pentingnya percaya dengan informasi intelijen.

"Akan ada masanya di mana satu-satunya cara untuk membuat keputusan terbaik adalah Anda harus percaya diri bahwa proses telah bekerja," kata Obama.

Minggu lalu, Trump sempat berkata ia adalah 'penggemar berat' agen intelijen setelah berbulan-bulan meragukan bahwa Rusia telah melanggar keamanan. Namun, kemudian, mempertanyakan cara Partai Demokrat bereaksi terhadap serangan siber.

"Bagaimana dan kenapa mereka (Partai Demokrat) begitu yakin soal peretasan jika mereka tak pernah meminta untuk mengecek server komputer? Apa yang terjadi di sini?" tulis Trump dalam Twitter-nya.

Donald Trump akan diambil sumpahnya sebagai Presiden AS ke-45 pada 20 Januari 2017 mendatang.