Liputan6.com, New York - Presiden AS terpilih, Donald Trump mengatakan ia merasa pertemuannya dengan orang tajir se-China dan dunia, Jack Ma, merupakan 'pertemuan yang hebat'.
Setelah pertemuan itu, bos Alibaba tersebut mengatakan baik Ma dan Trump setuju bahwa hubungan AS-China harus diperkuat. "Lebih bersahabat dan lebih baik," ujar Ma, seperti dikutip dari BBC, Selasa (10/1/2016).
Baca Juga
Ma mengatakan akan membantu bisnis di AS dengan menciptakan jutaan lapangan kerjaan menggunakan website Ma untuk dijual ke China.
Advertisement
Permasalahannya, selama masa kampanye, Donald Trump kerap mengancam untuk memberikan tarif kepada barang-barang impor ke China.
Namun, demikian, dengan pertemuan kali ini, tampaknya 'ancamannya' tidak akan terjadi.
Trump mengatakan,"Jack dan saya akan melakukan beberapa hal penting." Hal itu ia sampaikan di lobi Trump Tower di mana pertemuan tersebut digelar.
Menyebut bahwa pemimpin AS masa depan itu 'pintar' dan 'terbuka', Ma mendeskripsikan rencana perusahaannnya untuk menarik satu juta perusahaan kecil di AS agar bisa menjual dagangannya kepada konsumen di China.
Juru bicara Alibaba, Bob Christie mengatakan satu juga pekerjaan baru akan tercipta dalam lima tahun ke depan karena pebisnis kecil di AS itu bisa membayar karyawan baru yang akan bertugas untuk berinteraksi dengan Alibaba.
Ma, sebagai salah satu orang terkaya di China, mengatakan petani dan pembuat baju skala kecil di Midwest AS harus menggunakan daring Alibaba agar bisa mencapai pasar Tiongkok,
Hampir 80 persen warga China membeli barang kebutuhan di Alibaba,
Trump mengatakan bahwa pajak impor 45 persen dapat ditempatkan pada barang-barang China untuk merespon manipulasi mata uang serta subsidi ilegal yang dilakukan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Pengusaha asal New York itu telah sangat kritis terhadap praktek-praktek perdagangan Tiongkok, dan telah menunjuk seorang kritikus China untuk posisi kabinet ekonomi utama di Gedung Putih.
Peneliti pasar takut bahwa hukuman untuk tarif akan menyebabkan respon balasan dari China, memicu perang dagang.