Liputan6.com, Chicago - Ratusan orang mendatangi lokasi pidato perpisahan Presiden Obama di Chicago pada Selasa 10 Januari 2017 malam waktu setempat. Banyak dari mereka datang dari negara-negara bagian lain di Amerika Serikat.
Para pengunjung berbaris di depan lokasi acara pidato perpisahan Barack Obama, beberapa jam sebelum pintu dibuka. Sebelumnya, mereka telah berebut tiket yang dibagikan pada Sabtu 7 Januari 2017.Â
Baca Juga
Pada hari pidato dibacakan, seperti dikutip dari Wall Street Journal, Rabu (11/1/2017), pemegang tiket rela menanti 12 jam sebelum acara dimulai. Sebagian dari mereka berkemah di tengah udara dingin di depan pusat konvensi McCormick Place.
Advertisement
Tak hanya warga AS, pidato juga dihadiri orang-orang yang ikut andil dalam kampanye Obama, teman, kerabat, atau staf Gedung Putih.
Di antara mereka yang hadir adalah Sanja Stinson, warga asli Chicago yang menjalankan sebuah organisasi nirlaba di mana Obama pernah menjadi sukarelawan --membantu melukis dinding untuk organisasi masyarakat Afrika-Amerika di South Side.
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Melihat dia di sana bahkan untuk terakhir kalinya adalah pengingat bahwa pemuda kita bisa bermimpi melampaui batasan mereka," kata Stinson, pimpinan Matthew House yang memberi dukungan pada tunawisma dan menjalankan dapur umum.
Stinson pun mendorong pemuda Afrika-Amerika untuk bisa meraih mimpi seperti Obama.
"Tidak ada satu presiden sempurna, yang menyelesaikan semua masalah," ucap Stinson, soal kinerja Obama. "Kita harus terus berjuang."
Sherri Allen-Reeves, juga pekerja sosial di South Side Chicago berpendapat, selama 8 tahun terakhir kepemimpinannya, Obama telah melakukan kerja nyata.Â
"Saya memiliki empat cucu berkulit hitam. Berkat Obama, mereka yang dulunya tidak berani bermimpi jadi presiden, mungkin suatu hari bisa memimpin AS," kata Sherri sambil menangis. "Itulah arti Obama bagiku."
Sementara, suasana penuh emosional dirasakan di McCormick Place, lokasi pidato perpisahan Barack Obama. Mata para pengunjung basah saat menyaksikan sang presiden meneteskan air mata.
Â