Sukses

Kamar Hotel Mewah Ini Dikaitkan dengan 'Skandal' Donald Trump

Kurang dari 10 hari jelang pelantikannya sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat, skandal menerpa Donald Trump.

Liputan6.com, Moskow - Sebuah laporan yang belum terkonfirmasi menyebutkan bahwa badan intelijen Rusia mendapatkan informasi pribadi dan keuangan Donald Trump. Bukti-bukti terkait itu disebut-sebut bisa digunakan untuk 'menyandera' Presiden ke-45 Amerika Serikat terpilih tersebut.

Salah satunya, terkait dugaan perilaku 'liar' Trump saat menginap di sebuah hotel mewah di Moskow, Rusia.

Menurut laporan tersebut, Donald Trump diduga membayar sejumlah pekerja seks komersial (PSK) untuk melakukan ‘pertunjukan’ di dalam kamar jenis Presidential Suite yang bertarif 14 ribu poundsterling per malam.

Selain itu, Donald Trump juga meminta para PSK untuk melakukan tindakan tak semestinya di kamar yang pernah diinapi Presiden AS Barack Obama dan istrinya, demikian menurut laporan yang diduga dibeberkan kepadanya dalam rapat dengan badan-badan intelijen.

[bacajuga:Baca Juga](2822883 2822713 2822092)

Dikutip dari The Mirror pada Rabu (11/1/2017), kamar seluas 240 meter persegi di hotel Ritz-Carlon Moskow tersebut dirancang oleh perancang Italia, dilengkapi dengan jendela-jendela tinggi menghadap Kremlin, Lapangan Merah, dan Katedral St. Basil.

Hotel itu mengalami pembaruan mewah pada 2015.

Para tamu di Presidential Suite menikmati televisi layar datar berukuran 42 inci, sistem suara yang canggih, bak mandi pualam, sauna, dan seprei mewah yang tebal.

Presiden Obama dan keluarganya tinggal di sana ketika berkunjung ke Moskow pada Juli 2009. Trump sendiri menuju ke Rusia pada 2013 berkaitan dengan acara Miss Universe.

Presidential Suite di Ritz Carlton Moscow. (Sumber The Mirror)

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa mata-mata Rusia memasang mikrofon-mikrofon dan kamera-kamera rahasia di kamar-kamar hotel.

Laporan rahasia yang dibeberkan Buzzfeed menyebutkan, "Kelakuan Trump di Moskow termasuk penyewaan Presidential Suite di Ritz Carlton Hotel, yang diketahuinya menjadi tempat menginap Presiden dan Nyonya Obama (yang dibencinya) dalam suatu kunjungan resmi ke Rusia."

"Hotel itu diketahui berada di bawah kendali FSB (badan intelijen Rusia), lengkap dengan mikrofon dan kamera tersembunyi di semua kamar utama untuk merekam apapun yang mereka mau."

2 dari 2 halaman

Bantahan Donald Trump

Tudingan itu dibantah oleh Donald Trump yang menyebutnya sebagai "berita palsu" sekaligus "upaya politis mencari-cari kesalahan."

Informasi peka itu diduga didapatkan dari sejumlah memo yang dikumpulkan mantan agen intelijen Inggris yang memiliki hubungan-hubungan dengan sumber-sumber Rusia.

Pihak FBI sedang meneliti kredibilitas dan ketepatan tudingan tersebut. 

Risalah rahasia diberikan kepada empat petinggi paling senior di kalangan intelijen AS, yaitu Direktur National Intelligence James Clapper, Direktur FBI James Comey, Direktur CIA John Brennan, dan Direktur NSA Laksamana Mike Rogers.

Menurut sejumlah sumber, para pimpinan itu mengambil sejumlah langkah termasuk kutipan laporan itu untuk memastikan Trump sadar akan adanya tudingan yang melibatkan dirinya -- sedang beredar di Washington.

Presidential Suite di Ritz Carlton Moscow. (Sumber The Mirror)

Mereka juga diduga ingin menunjukkan bahwa Rusia memiliki informasi yang berpotensi merusak bagi dua partai politik, tapi hanya menerbitkan informasi yang menghantam Hillary Clinton dan Partai Demokrat.

CNN telah menelaah kumpulan memo sebanyak 35 halaman itu, tapi mengatakan tidak akan menerbitkan perinciannya karena belum memeriksanya secara mandiri dan memastikan kebenarannya. 

Sebagian memo disebut-sebut telah beredar pada musim panas lalu dan pihak intelijen AS telah memeriksa mantan pelaku intelijen Inggris yang terlibat. Mantan agen MI6 dan sumbernya itu dipandang cukup dapat dipercaya untuk memberikan informasi.

Juru bicara FBI dan badan-badan intelijen lainnya menolak memberikan komentar.