Liputan6.com, Kabul - Lima pekerja kemanusiaan dari Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan tewas dalam serangan bom di Kandahar, Afghanistan. Data tersebut telah dikonfirmasi oleh pihak berwenang.
Mereka tewas dalam ledakan di wisma gubernur Kandahar pada Selasa 10 Januari 2017, di mana beberapa orang lain juga meninggal dinia.
Gubernur dan duta besar UEA termasuk di antara puluhan orang yang terluka.
Advertisement
Serangan itu adalah salah satu dari serangkaian ledakan bom di Afghanistan yang terjadi Selasa waktu setempat.
Sementara itu, sebuah serangan bom kembar di Kabul dilaporkan menewaskan 45 orang. Kelompok Taliban mengklaim sebagai dalangnya.
Kelompok militan itu membantah pemberitaan sebelumnya yang menyebut mereka sebagai dalang serangan di Kandahar. Mereka menyebut insiden tersebut akibat persaingan internal teroris lokal.
Media Afghanistan, Tolo News mengatakan ledakan bom itu disembunyikan di sofa di wisma gubernur Kandahar.
Kepala polisi Kandahar Jenderal Abdul Raziq adalah di antara para tamu, tapi tidak terluka.
"Polisi senior dan intelijen juga ada di sana saat ledakan," kata para pejabat.
Uni Emirat Arab Berkabung
Akibat kehilangan 5 orang pekerja kemanusiaan di Afghanistan, pihak UEA menyatakan masa tiga hari berkabung.
Presiden UEA, Sheikh Khalifa bin Zayed kemudian memerintahkan bendera di seluruh negeri itu harus dikibarkan setengah tiang untuk menghormati 'martir' yang tewas di Afghanistan.
Menurut keterangan dari UEA, korban tewas tengah dalam misi kemanusiaan, pendidikan dan pembangunan proyek-proyek. Di antaranya menandatangani perjanjian dengan Kardan University di Kabul, untuk menawarkan beasiswa yang didanai oleh UEA.
Lebih dari 50 orang tewas dan 100 terluka dalam serangkaian serangan pada hari Selasa.
Di Kabul, seorang pengebom bunuh diri dan bom mobil meledak di dekat kompleks parlemen Afghanistan, sementara di Provinsi Helmand pelaku dari Taliban menargetkan guesthouse yang digunakan oleh seorang pejabat intelijen.
Sedikitnya tujuh orang tewas dalam insiden tersebut. Kelompok Taliban mengaku sebagai dalang kedua serangan.