Liputan6.com, Shropshire - Seorang perempuan berusia 17 tahun, Lesley Whittle, diculik saat tengah tidur di rumahnya di Shropshire, Inggris, pada 14 Januari 1975.
Lesley merupakan ahli waris pendiri perusahaan bus swasta terbesar di Inggris, Whittle Coaches. Ayahnya, George Whittle, memberi warisan sebesar 82.000 pound sterling.
Baca Juga
Setelah menyadari Lesley diculik, ibu dan saudara laki-lakinya, Ronald, segera menghubungi polisi. Mereka melaporkan bahwa si penculik meminta tebusan sebesar 50.000 pound sterling.
Advertisement
Ronald pun mengikuti petunjuk penculik untuk menaruh uang ke kotak telepon dan menunggu instruksi selanjutnya di sana. Dilansir BBC On This Day, ia terlambat datang ke sana, sehingga tak ada seorang pun yang menemuinya.
Ratusan polisi dikerahkan untuk menjelajahi kawasan tersebut dalam mencari petunjuk. Mereka juga melakukan penyelidikan door-to-door dan mengerahkan anjing pelacak.
Polisi mengatakan, pihaknya memperlakukan permintaan tebusan itu sebagai berita yang tak benar. Namun, mereka masih berharap dapat menemukan Lesley dalam keadaan hidup.
Kekasih Lesley mengatakan, penculikan adalah satu-satunya penjelasan yang memungkinkan untuk menjelaskan kepergiannya.
Dua bulan kemudian, yakni pada Maret 1975, jasad Lesley ditemukan tanpa busana dan tergantung dengan kawat di bawah lubang saluran di Bathpool Park, Staffordshire.
Setelah dilakukan post-mortem, diketahui bahwa penyebab tewasnya Lesley diakibatkan bukan karena cekikan, namun akibat vagal inhibition--kondisi yang menyebabkan kematian mendadak karena trauma ringan atau sederhana--yang dipicu oleh lilitan kawat di lehernya.
Pada Desember 1975, dua petugas kepolisian melihat seorang pria yang bertindak mencurigakan di Mansfield. Pria itu adalah Donald Neilson, yang dikenal sebagai Black Panther, perampok kantor pos yang dikenal karena memakai balaclava.
Polisi menemukan bahwa sidik jari Neilson sama dengan sidik jari yang di temukan di lubang saluran tempat jasad Lesley ditemukan.
Neilson pun dihukum dan diberikan lima hukuman penjara seumur hidup pada Juli 1976 atas pembunuhan Lesley Whittle dan tiga pekerja kantor pos.
Kisah Lesley mengingatkan dengan kasus penculikan cucu triliuner pemilik Getty Oil Company, J. Paul Getty III.
Penculik Getty III meminta uang tebusan US$ 17 juta atau Rp 207 miliar. Karena uang tebusan itu tak kunjung dibayar, mereka memotong telinga Getty III dan mengirimkannya ke sebuah koran di Roma.
Karena keluarga korban tetap bergeming, akhirnya para penculik mengurangi tuntutan mereka menjadi sekitar US$3 juta atau Rp 36,5 miliar.
Menurut buku tahun 1995 berjudul Painfully Rich: The Outrageous Fortune and Misfortunes of the Heirs of J. Paul Getty karya John Pearson, Getty I akhirnya membayar US$ 2,2 juta atau sekitar Rp 26,7 miliar. Sementara ayah Getty III, Getty II membayar sisanya, meminjam dari sang ayahnya. Itu pun dengan bunga sebesar 4%.
Remaja yang kekurangan gizi, dalam kondisi memar dan hilang telinga itu kemudian dibebaskan pada 15 Desember. Ia ditemukan di sebuah stasiun yang tak lagi digunakan, menggigil saat hujan badai.
Sembilan pria akhirnya ditangkap. Dua orang dinyatakan bersalah dan dibui. Yang lain, termasuk kepala mafia Calabria dan dalang di balik penculikan itu, dibebaskan karena kurangnya bukti.
Selain kisah penculikan Lesley, pada 14 Januari 1994, terjadi sejarah besar di Inggris. Seorang anggota kerajaan Inggris, Katharine, Duchess of Kent memutuskan pindah agama.
Kejadian merupakan yang pertama terjadi sejak lebih dari 300 tahun lalu.
Katherine yang tadinya Kristen memilih memeluk Katolik. Ia resmi menjadi Katolik setelah menggelar upacara keagamaan tertutup, yang dilakukan Uskup Agung Westminster, Cardinal Basil Hume.
Selain itu aktris yang juga penyanyi serta model terkenal asal AS, Marilyn Monroe, menikah untuk kedua kalinya. Simbol seks Abad ke-20 itu menikah dengan atlet baseball, Joe DiMaggio.